Esposin, KLATEN — Identitas mayat pemuda diduga korban pembunuhan di tanggul Kaliworo di Kedusan, Desa Borangan, Kecamatan Manisrenggo, Selasa (27/4/2021) pukul 20.20 WIB mulai terungkap. Mayat dengan luka senjata tajam (sajam) di bagian leher itu, yakni Fatkhan Nur Risqiyan, 24, warga Karangeri RT 009/RW 004, Desa Kadilajo, Kecamatan Karangnongko.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Esposin, orang yang kali pertama melihat jenazah Risqiyan dalam kondisi bersimbah darah di tanggul Kaliworo itu, yakni Haryono, 50, seorang petani asal Dukuh Kedusan, Desa Borangan, Kecamatan Manisrenggo.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Lokasi penemuan jenazah Rizqiyan berada di daerah perbatasan Borangan (Manisrenggo)-Kadilajo (Karangnongko). Belakangan diketahui, jarak rumah korban pembunuhan dengan lokasi kejadian kurang lebih dua kilometer.
Baca juga: Diduga Dibunuh, Pemuda Klaten Ditemukan Di Pinggir Jalan Dengan Luka Leher
Penemuan mayat pemuda di Manisrenggo itu diawali saat Haryono keluar dari rumah untuk mengairi sawahnya yang berada di dekat tanggul Kaliworo, Selasa malam sekitar pukul 21.00 WIB. Di tengah jalan dekat tanggul Kaliworo itu, Haryono sempat melihat seorang pesepeda motor tergeletak.
Pada kesempatan ini, Haryono sama sekali tak menyapa pemuda yang tak dikenal itu. Haryono mengira, pemuda tersebut sedang mabuk. Haryono tak ingin berurusan dengan orang mabuk karena takut terjadi salah paham.
Setelah selesai mengairi sawahnya sekitar 10 menit, Haryono bergegas pulang ke rumah. Di tengah jalan di tanggul Kaliworo, Haryono masih melihat seorang pemuda yang tergeletak. Lagi-lagi, di kesempatan kedua ini Haryono tak ingin mendekati pemuda tersebut.
Baca juga: Legend! Jualan Sejak 1987, Pentol Mbah Darto Sragen Paling Favorit
Saat melintas kali kedua, posisi pemuda yang tergeletak dan posisi sepeda motor Yamaha Vixion berpelat nomor H 3202 AHD masih sama alias tak bergeser sedikit pun.
Haryono pun tetap melanjutkan perjalanan pulang dengan mengendarai sepeda motornya. Selang beberapa kilometer dari lokasi kejadian, Haryono bertemu dengan salah seorang tetangganya, yakni Supri. Di hadapan Supri, Haryono bercerita ada seorang pemuda tergeletak di tengah jalan di tanggul Kaliworo.
Mendengar hal itu, Supri justru penasaran dan ingin mengajak Haryono menunjukkan lokasi penemuan mayat pemuda diduga korban pembunuhan di Manisrenggo itu. Sebelum mendatangi lokasi kejadian, Supri dan Haryono mengajak dua tetangga lainnya, Tuhono dan Parji Widodo.
Baca juga: Kasus Kematian Pasien Covid-19 Klaten Tambah 4 Orang
Korban Masih Pakai Helm
Sampai di lokasi, Haryono cs tak dapat melihat wajah pemuda yang ada di depan mereka tersebut. Saat itu, pemuda yang tergeletak masih memakai helm, masker, kaos, jaket hitam, celana hitam.
"Begitu Pak Parji Widodo meyoroti wajah pemuda itu dengan senter ponselnya, baru terlihat kondisi pemuda itu sudah bersimbah darah. Lehernya terluka dan sudah meninggal dunia. Posisinya terlentang. Kami pun langsung melaporkan hal itu ke pak lurah dan pak polisi. Awalnya itu saya pikir orang mabuk. Di lokasi itu memang sering digunakan para pemuda untuk mabuk. Terakhir saya melihat orang mabuk di dekat lokasi kejadian sebulan lalu. Lokasi itu memang sepi, apalagi di malam hari," kata Haryono, saat ditemui wartawan di Borangan, Kecamatan Manisrenggo, Rabu (28/4/2021).
Haryono mengaku kaget sesaat setelah melihat seorang pemuda yang tergeletak dengan kondisi luka di leher itu. Tebakannya yang mengira orang mabuk ternyata salah besar.
Kejadian penemuan mayat pemuda yang diduga korban pembunuhan di Manisrenggo itu terjadi pada Selasa malam sekitar pukul 20.20 WIB. Sebelum Haryono melintasi tanggul Kaliworo, kakak iparnya sempat lewat di lokasi kejadian pukul 20.10 WIB. Saat itu, kakak iparnya tidak melihat seorang pemuda yang tergeletak di tengah jalan di tanggul Kaliworo.