Esposin, SRAGEN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen menyiapkan program relokasi untuk warga Dusun Sejeruk, RT 001, Desa Musuk, Kecamatan Sambirejo, Sragen.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno mengatakan bersama Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati sudah meninjau Dusun Sejeruk pada Selasa (18/4/2017). Bupati sempat mengajak warga berdialog saat mereka dikumpulkan di rumah ketua RT setempat.
Setelah berdialog, rombongan bupati juga menyurvei retakan tanah yang telah merusak 31 unit rumah di satu RT. "Tim yang akan dibentuk itu bertugas mempelajari berbagai kemungkinan. Bisa jadi penyelesaian masalah satu keluarga berbeda dengan keluarga yang lain, tergantung permasalahannya bagaimana," jelas Dedy saat ditemui Esposin di kompleks Sekretariat Daerah (Setda) Sragen, Rabu (19/4/2017).
Dedy menjelaskan relokasi bisa menjadi opsi solusi untuk menyelamatkan warga dari ancaman longsor. Dalam pertemuan dengan warga yang disaksikan Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso, Dandim 0725/Sragen Letkol Arh Camas Sigit Prasetyo dan pejabat Kantor Pertanahan Nasional (KPN), kata Dedy, tidak ada satu pun warga Dusun Sejeruk yang menolak program relokasi.
Meski demikian, Dedy belum bisa memastikan kapan program itu akan dimulai. "Soal relokasi nanti dikaji tim yang akan dibentuk. Opsi relokasi itu bisa dilakukan dengan tukar guling tanah kas desa [tanah warga ditukar tanah kas desa]," terang Dedy.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen Dwi Sigit Kartanto mengatakan tim yang bakal dibentuk itu bertugas mempersiapkan program relokasi. Menurutnya, relokasi menjadi solusi yang ditawarkan kepada warga sesuai hasil kajian atau rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung yang diterimanya pekan lalu.
Sigit juga belum bisa memastikan kapan program relokasi itu akan digulirkan Pemkab Sragen. "Itu menunggu kajian dari tim yang sekarang masih dalam proses pembentukan. [Relokasi itu] lebih cepat lebih baik. Prinsip clean and clear harus diutamakan biar tidak menimbulkan permasalahan di kemudian hari," papar Sigit.
Diberitakan sebelumnya, enam rumah di Dusun Sejeruk, RT 001, Desa Musuk, Kecamatan Sambirejo, terisolasi menyusul amblesnya dua ruas jalan yang menghubungkan permukiman itu. Sementara itu, ancaman tanah longsor di dusun ini semakin kentara setelah muncul dua mata air secara tiba-tiba.
Retakan tanah itu membuat permukaan jalan menjadi terjal dan curam. Jalan itu tak bisa dilintasi kendaraan roda dua maupun roda empat. Warga bisa menjangkau rumahnya dengan jalan kaki. Selain di permukaan jalan, retakan tanah juga ditemukan di permukaan rumah warga.