Esposin, SOLO -- Lahan kawasan Taman Balekambang diduga beralih fungsi digunakan sebagai tempat parkir armada Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Solo.
Berdasarkan pantauan Esposin, Kamis (4/7/2013), sebuah bangunan baru dibangun di kompleks kawasan Balekambang. Belasan armada truk milik bagian pertamanan DKP diparkir di lokasi pembibitan tanaman tepatnya belakang Pasar Depok tersebut. Terlihat aktivitas petugas DKP di sana.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
“Bangunannya baru sekitar Maret lalu dibangun. Di sini untuk parkir truk DKP,” ujar salah satu petugas DKP yang enggan disebut namanya kepada Esposin.
Dia mengatakan pembangunan lokasi parkir armada pertamanan DKP di kawasan Balekambang sebagai pengganti lahan parkir sebelumnya lantaran terkena proyek perluasan Pasar Depok.
Kepala UPTD Kawasan Wisata Balekambang Endang Sri Murniyati ketika dijumpai Esposin di ruang kerjanya, mengaku tidak tahu menahu tentang penggunaan lahan kawasan Balekambang sebagai parkir armada truk DKP.
“Itu bukan ranahnya kami. Coba tanyakan langsung ke sana [DKP],” ujarnya.
Endang mengatakan pengelolaan Balekambang selama ini tidak melenceng dari konsep awal. Dia menuturkan keberadaan wahana permainan seperti mobil genjot, perahu genjot tidak menganggu area hutan kota Balekambang. Area permainan menggunakan jalan paving yang sudah ada.
“Melencengnya itu di mana? Hutan kota tetap ada, penanaman juga jalan terus,” ujarnya.
Endang mengatakan sejak awal konsep pengembangan Balekambang adalah hutan kota dan tempat rekreasi keluarga. Bukan, lanjut dia, hutan kota murni mengingat di Balekambang terdapat Gedung Kesenian dan open stage yang digunakan sebagai tempat hiburan. Wahana permainan yang disediakan pula untuk melengkapi rekreasi keluarga.
“Mobil genjot itu wahana yang menyehatkan karena digenjot. Kasihan juga anak-anak ke sini nglangut kalau tidak ada permainan,” katanya.
Endang juga mengatakan konsisten dalam pengelolaan Balekambang. Salah satunya tidak menarik tiket masuk Balekambang. Pengunjung masuk gratis dan hanya ditarik uang parkir. Menurutnya, yang masih menjadi persoalan adalah tidak ada area parkir di kawasan Balekambang. Mestinya parkir berada di luar kawasan Balekambang.
“Tapi kalau soal lahan yang masih kompleks Balekambang menjadi parkir truk DKP, itu tanyakan ke sana. Kami tidak tahu apa-apa,” tegasnya.