Esposin, KLATEN -- Talut di belakang pekarangan rumah warga Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Klaten, ambrol pada Minggu (7/1/2024) sekitar pukul 09.00 WIB. Akibatnya, material longsoran menutup saluran irigasi yang mengairi sawah di empat desa.
Talut ambrol sepanjang 25 meter dengan ketinggian 10 meter di sisi belakang pekarangan rumah warga. Material talut yang ambrol serta tanah menutup saluran irigasi dan dikhawatirkan berdampak pada irigasi pertanian hingga air meluap membanjiri rumah warga di dekat saluran.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Kepala Desa (Kades) Kranggan, Gunawan Budi Utomo, membenarkan kejadian ambrolnya talut itu. “Itu bangunan baru dan uruknya baru. Mungkin kaitannya dengan konstruksinya [penyebab talut ambrol],” kata Gunawan saat dihubungi Esposin, Minggu.
Kadus 2 Desa Kranggan, Polanharjo, Klaten, Syaifuddin Zuhri, mengatakan talut yang ambrol itu dibangun kurang dari enam bulan lalu. Talut ambrol diduga karena faktor ketinggian serta intensitas hujan yang meningkat belakangan ini.
Syaifuddin mengatakan sudah berkoordinasi dengan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di desa lainnya yang berada di sepanjang saluran irigasi itu. Untuk antisipasi dampak tertutupnya saluran oleh material longsor, satu alat berat dikerahkan ke lokasi untuk mengeruk tanah agar saluran air tak terbendung.
Salah satu petani asal Desa/Kecamatan Delanggu, Eksan Hartanto, mengatakan tertutupnya saluran irigasi itu berdampak pada pertanian di empat desa yakni Kepanjen, Delanggu, dan Gatak di Kecamatan Delanggu, serta Desa Boto di Kecamatan Wonosari. Total luas lahan terdampak mampetnya saluran sekitar 200 hektare.