Esposin, KLATEN -- Penerapan Sekolah Interaktif Terpadu (SIT) yang memberlakukan lima hari sekolah di Klaten bakal diperluas ke jenjang SMP. Sebelumnya, program ini baru diberlakukan di jenjang SD.
Hal itu berdasarkan evaluasi yang dilakukan Pemkab Klaten terhadap penerapan SIT. Evaluasi digelar pada Senin (8/7/2024), di Pendopo Pemkab Klaten.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
“Hari ini kami evaluasi. Dilihat seperti apa pelaksanaan, implementasi, kendala, kelebihan dan kekurangannya. Nanti kalau manfaatnya lebih banyak daripada mudaratnya, akan kami tindaklanjuti,” ungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Klaten, Jajang Prihono, Senin (8/7/2024).
Jajang menjelaskan penerapan lima hari sekolah itu menjadi upaya terobosan di dunia pendidikan. Tujuannya tak lain untuk peningkatan kualitas pendidikan. “Suka atau tidak suka, kembali ke tujuan awal yakni untuk meningkatkan kualitas,” jelas Jajang.
Program Sekolah Interaktif Terpadu (SIT) diuji coba di 26 SD negeri pada tahun ajaran 2023/2024. Masing-masing kecamatan ada satu SDN yang menerapkan program tersebut.
Kepala Disdik Klaten, Titin Windiyarsih, mengatakan keberlanjutan program itu pada tahun ajaran mendatang menunggu hasil evaluasi. “Di tingkat dinas kami sudah mengadakan evaluasi internal. Kemudian hasil laporannya akan kami rapatkan dengan Pak Sekda. Setelah itu kami laporkan ke Komisi IV DPR Klaten,” kata Titin.
Titin mengatakan uji coba penerapan SIT di 26 SDN pada tahun ajaran 2023/2024 memberikan dampak positif. Salah satunya yakni tingginya minat orang tua atau wali murid lulusan TK sederajat menyekolahkan anak mereka di sekolah yang menggelar uji coba SIT.
Tak hanya itu, sejumlah SD negeri lainnya tertarik menerapkan program tersebut pada tahun ajaran 2024/2025. Dimungkinkan jumlah SD yang menggulirkan SIT bertambah pada tahun ajaran mendatang.
Penguatan Karakter Siswa
“Pada bersemangat mengajukan proposal ke kami. Tetapi prosesnya tetap kami asesmen kemudian ada survei apakah layak atau tidak. Untuk penerapan program itu tidak hanya semangat. Tetapi ada program-program yang disiapkan untuk mengubah peningkatan mutu termasuk mindset kinerja,” jelas dia.Titin juga menjelaskan program itu tak hanya memindahkan jam pelajaran hari Sabtu ke lima hari lainnya. Lebih dari itu, ada program penguatan karakter siswa mulai dari akademis hingga religius serta nasionalisme melalui kegiatan ekstrakurikuler.
“Untuk kegiatan ekstrakurikuler disesuaikan dengan kearifan lokal serta kesepakatan dengan orang tua,” jelas Titin. Soal konsekuensi penambahan jam pelajaran dengan penerapan program tersebut, Titin menjelaskan penambahan tidak terlalu banyak.
Dia mencontohkan untuk siswa kelas I yang sebelumnya pulang pukul 10.00 WIB menjadi pukul 11.00 WIB. Begitu pula jam pulang sekolah untuk kelas IV, V, dan VI.
Lebih lanjut, Titin mengungkapkan program tersebut dimungkinkan tak hanya diterapkan di jenjang SD. Rencananya, program SIT diterapkan di jenjang SMP dengan 10 sekolah menjadi pilot project. Namun, kepastian penerapan SIT di jenjang SMP menunggu hasil evaluasi.
“Rencana kami uji coba di lima sekolah yang kuotanya [PPDB] belum terpenuhi dan lima sekolah yang kuotanya sudah terpenuhi. Tetapi ini nanti menunggu desk [evaluasi penerapan SIT tahun ajaran 2023/2024],” jelas Titin.