Esposin, KLATEN – Lomba balap traktor kembali digelar di Dukuh Bakal, Desa Karangduren, Kecamatan Kebonarum, Klaten, selama dua hari, Sabtu-Minggu (7-8/9/2024). Tak hanya aksi adu cepat traktor, para petani yang ikut lomba itu mengenakan kaus bertuliskan kebanggaan hingga curhatan mereka.
Seperti peserta asal Klaten yang mengenakan kaus dengan bagian belakang bertuliskan “Spek sebanding dengan julukanmu Jet Lumpur. Menang itu bonus seduluran itu harus”.
Promosi Kick Off Semarak HUT ke-129 BRI, Usung Tema Brilian dan Cemerlang
Peserta lainnya dari kelompok asal Magelang mengenakan kaus seragam dengan bagian belakang bertuliskan “Biaya Solarku Tak Semahal Hidupmu”.
Salah satu peserta lomba balap traktor asal Magelang, Afif, 46, mengungkapkan ada 20 orang dalam rombongannya yang datang ke lomba itu. Tiga orang ikut lomba balap traktor. “Ikut lomba untuk persahabatan saja,” kata Afif saat ditemui Espos.id di sela lomba, Sabtu.
Mengenai tulisan pada kaus yang dia kenakan, Afif mengungkapkan kendala petani terutama mereka yang membuka jasa bajak sawah yakni kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak untuk mengoperasikan traktor mereka. “Harapannya ya solar supaya dimudahkan. Kendala paling utama traktor-traktor itu ya solar,” jelas Afif.
Hal senada disampaikan petani asal Kecamatan Wedi, Andriyanto, 39, yang juga berharap para petani dimudahkan untuk mendapatkan solar bersubsidi.
“Tukang traktor itu sehari hanya dijatah 10 liter. Itu tidak mencukupi untuk 10 liter. Kebutuhannya per hari paling tidak 20 liter. Kadang-kadang bisa mencapai tiga hingga empat patok. Petani banyak yang antre minta segera dikerjakan. Kalau solar lebih gampang lagi, orang tani akan lebih maju,” kata Andriyanto.
Ketua panitia lomba balap traktor, Sumarna, menjelaskan lomba digelar sebagai rangkaian peringatan HUT ke-79 RI. Lomba diikuti 32 peserta. Tak hanya dari Klaten, peserta berasal dari Magelang, Sragen, Bantul, Kulonprogo, Ngawi, hingga Ponorogo.
Mereka merupakan petani di daerah masing-masing yang saban hari membuka jasa bajak sawah. “Tujuan dari lomba ini untuk meningkatkan penggemar traktor agar generasi muda tertarik untuk mengelola sawah,” kata Sumarna saat ditemui di sela pembukaan lomba.
Sumarna mengungkapkan lokasi lomba merupakan sawah milik petani. Lomba digelar sembari menunggu sawah memasuki masa panen. “Setelah lomba, kondisi sawah kami kembalikan ke kondisi semula dan petani pemilik sawah diberi benih padi untuk bisa tanam lagi,” kata Sumarna yang juga Kepala Desa Karangduren.
Terkait akses petani mendapatkan solar bersubsidi, Sumarna mengatakan untuk mendapatkan solar bersubsidi, para petani terutama pelaku jasa bajak sawah harus memiliki surat pengantar dari kepala desa setempat.
“Untuk solar memang khususnya di Karangduren, petani kami mudahkan untuk memiliki surat rekomendasi. Memang di mana-mana [untuk membeli solar bersubsidi] harus ada surat rekomendasi dari wilayah setempat,” jelas Sumarna.