Esposin, BOYOLALI -- Pondok Pesantren atau Ponpes Tanah Jawi milik penyanyi dan pencipta lagu campursari legendaris Cak Diqin atau Muhammad Sodiqin di Dukuh Glagahan, Desa Jipangan, Banyudono, Boyolali, direncanakan dibuka dan menerima 50 santri pertama pada Ramadan 2024 mendatang.
Para santri yang ingin menuntut ilmu dan menjadi penghafal Al-Qur'an di ponpes tersebut tidak akan dikenai biaya sepeser pun alias gratis. Seperti diketahui, Ponpes Tanah Jawi milik Cak Diqin dibangun mulai 2021.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Namun, belum kelar pembangunan ponpes itu, Cak Diqin sudah mendahului dipanggil Yang Maha Kuasa. Penyanyi campursari itu meninggal dunia di usia 59 tahun saat menjalani perawatan di RSUD Pandan Arang Boyolali pada Jumat (10/11/2023).
Menjelang akhir hayatnya, diketahui Cak Diqin fokus pada kegiatan religi. Di antaranya menggelar pengajian rutin dengan mendatangkan dai kondang serta membangun ponpes tahfiz untuk santri menghafal Al-Qur'an.
Ponpes itu berlokasi di seberang sungai timur restoran milik Cak Diqin, Pawon Glagahan, dan sebelah timur makam Cak Diqin di Jipangan, Banyudono, Boyolali.
Istri Cak Diqin, Sri Lestari atau Nyimut, menyampaikan pembangunan Ponpes Tanah Jawi akan terus berjalan walaupun sang suami telah meninggal dunia. Seniwati asal Banyudono tersebut mengatakan Ponpes Tanah Jawi dibangun di lahan seluas 6.000 meter persegi.
Dibangun Bertahap
“Awalnya 2.000 meter persegi, akan tetapi dengan gigihnya Cak Diqin mencari sumbangan ke sana kemari. Atas koneksinya, akhirnya tanahnya bisa bertambah hingga sekarang jadi 6.000 meter persegi,” jelas Nyimut saat ditemui Esposin di kediamannya, Ngangkruk, Ngaru Aru, Banyudono, Boyolali, pada Minggu (12/11/2023).Ponpes itu dibangun bertahap. Saat ini yang sudah dibangun baru rumah induk berupa limasan dan talut sepanjang 6.000 meter di pinggir sungai. Pagar pembatas lahan juga sudah ada. Sedangkan masjid, ketika Cak Diqin meninggal dunia baru selesai pembangunan fondasi.
Nyimut mengatakan sesuai rencana, ponpes milik Cak Diqin di Banyudono, Boyolali, itu bakal menerima 50 santri pertama pada Ramadan 2024. Mereka bakal menuntut ilmu dan menghafal Al-Qur’an tanpa dibebani biaya sepeser pun.
“Sementara ini kegiatan pondok baru untuk mengaji, mujahadah, dan TPQ [Taman Pendidikan Al-Qur’an], gitu saja. Yang jelas santri belum bisa tidur di situ karena belum ada ruangannya,” jelas dia.
Ia menjelaskan kegiatan mengaji dilaksanakan setiap malam Sabtu Pahing. Orang-orang yang datang mengaji ke Ponpes Tanah Jawi berasal dari Soloraya. Para pengisi mengaji juga ada dari penceramah terkenal seperti Gus Miftah, Kyai Anwar Zahid, Gus Usman Ali, dan lain sebagainya.
Rumah Qur'an Ash-Shodiqin
“Cak Diqin di sisa hidupnya ingin totalitas untuk agama Islam. Dia membikin pondok tersebut untuk menciptakan santri-santri yang tahfiz Al-Qur’an. Insyaallah, nanti gratis. Itu cita-cita Cak Diqin, setelah Cak Diqin enggak ada, saya belum tahu,” jelas dia.Sementara itu selain ponpes, Cak Diqin dan istrinya juga mengubah hotel miliknya di Dukuh Ngangkruk, Desa Ngaru Aru, Banyudono, Boyolali, menjadi Rumah Qur'an Ash-Shodiqin. Hal itu dilakukan pada September 2023 atau dua bulan sebelum Cak Diqin meninggal dunia.
Diketahui, Cak Diqin dan istrinya memiliki hotel bernama Hotel Nusantara di Ngangkruk. "Dua bulan ini, Cak Diqin mungkin merasa waktunya sudah habis. Dia mengumpulkan sangu [bekal akhirat] akeh banget. Rumah ini dulu kan hotel, ditutup, lalu dijadikan rumah Qur'an Ash-Shodiqin," jelas Nyimut.
Nyimut menjelaskan sudah ada sekitar 25 santri yang mengaji di Rumah Qur'an Ash-Shodiqin milik Cak Diqin dan istrinya itu. Mereka berasal dari warga Kecamatan Banyudono dan Sawit.
Mereka belajar mengaji tiga kali sepekan. Nyimut menyampaikan Rumah Qur'an tersebut bekerja sama dengan salah satu pondok pesantren tahfiz. Guru mengaji Rumah Qur'an Ash-Shodiqin benar-benar ahli di bidangnya.