Esposin, SOLO -- Kegiatan uji swab acak di sekolah dalam rangka surveilans Pembelajaran Tatap Muka atau PTM Kota Solo terpaksa diundur dari semula bulan ini menjadi akhir bulan depan.
Hal itu menyusul pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun. Surveilans dijadwal ulang pada akhir bulan depan sembari menunggu vaksinasi anak itu selesai. Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan pemilihan waktu tersebut juga terkait kebijakan PTM 100% di seluruh sekolah.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
“Daripada anak bolak-balik ke sekolah karena harus vaksin, kemudian jadwal PTM yang sehari masuk sehari belajar di rumah, sekalian menunggu PTM 100%. Sekaligus untuk evaluasi bagaimana pelaksanaan PTM 100% itu dan setelah anak vaksinasi dua dosis,” katanya kepada wartawan di Balai Kota Solo, Rabu (12/1/2022).
Baca Juga: Seluruh SMK dan SMA Kota Solo Sudah Gelar PTM 100%, SMP Belum
Kendati jadwalnya diundur, DKK Solo sudah menyusun daftar 29 sekolah yang bakal menjadi sasaran tes swab acak untuk surveilans PTM. Jumlah sampel yang diambil masih sama seperti tahun lalu, yakni 33 orang yang terdiri atas 30 orang siswa dan 3 guru/tenaga kependidikan.
Berdasarkan Pedoman Teknis dan Panduan Operasional Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kota Solo pada Masa Pandemi Covid-19, PTM 100% dapat dihentikan sementara dan dialihkan menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama 14 hari.
Hal jika terjadi klaster penularan Covid-19 di satuan pendidikan dan hasil surveilans epidemiologis menunjukkan angka positivity rate warga satuan pendidikan mencapai 5% atau lebih.
Baca Juga: PTM 100% Solo: Ortu Tak Bisa Antar-Jemput? Ada Angkutan Khusus Gratis
Rekomendasi IDAI
PTM juga akan dihentikan jika warga satuan pendidikan yang masuk dalam notifikasi hitam (kasus konfirmasi dan kontak erat Covid-19) pada aplikasi PeduliLindungi sebanyak 5% atau lebih. Namun, PJJ atau penutupan sekolah sementara hanya berlangsung lima hari apabila kasus konfirmasi positif di bawah 5%.Sebelumnya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Solo mengeluarkan sejumlah rekomendasi, di antaranya pentingnya menggelar surveilans seiring berlangsungnya PTM 100%. Ketua IDAI Solo, Hari Wahyu Nugroho, mengatakan surveilans dilakukan dengan uji swab acak yang menyasar siswa dan guru yang mengikuti PTM.
Baca Juga: Sekolah di Solo Boleh PTM Tiap Hari, IDAI Keluarkan Sederet Rekomendasi
Hari mengaku khawatir pemerintah daerah tidak menggelar uji swab acak karena takut menemukan banyak kasus positif namun asimtomatik pada anak sekolah. Hal tersebut terjadi di Solo dan Semarang.
Dalam surveilans yang digelar pada Oktober dan November 2021 lalu, DKK menemukan 107 kasus pada tahap pertama dan 34 kasus pada tahap kedua. “Sebenarnya tidak perlu takut, malah [temuan kasus] menjadi dasar kami,” tutur Hari.