Esposin, SOLO -- Kendaraan berat seperti truk masih terus melintasi Simpang Joglo Solo dan mengakibatkan macet di lokasi yang tengah terjadi penyempitan dan penutupan akibat pengerjaan relokasi box culvert saluran air.
Pantauan Esposin, Senin (13/6/2022), kendaraan berat seperti truk dan bus masih terus melintas, meskipun sudah diarahkan lewat jalan tol. Masuknya kendaraan berat membuat kemacetan tepat di tikungan menuju lokasi rel perlintasan Joglo.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Beberapa truk kesulitan untuk berbelok ditambah lajur kendaraan yang menyempit membuat situasi kemacetan tak terhindarkan. Penyempitan jalan di Simpang Joglo disebabkan adanya pemasangan box culvert pada malam hari dan membutuhkan water barrier atau pembatas guna mempermudah pengerjaan.
Pengerjaan proyek ini memakan badan jalan selebar dua meter, yang berarti hanya tersisa empat meter badan jalan untuk dilewati dari dua jalur. Dua jalur itu yakni Jl Ki Mangun Sarkoro dan Jl Kapten Piere Tendean.
Sejatinya, kendaraan berat sudah dialihkan untuk melewati jalan tol. Hal itu untuk mencegah macet di Simpang Joglo Solo yang berpotensi mengganggu jalannya pekerjaan yang merupakan bagian dari proyek rel layang tersebut.
Baca Juga: Penutupan Simpang Joglo Solo: Kendaraan Berat Nekat Lewat Bikin Macet
Manajemen Rekayasa Lalu Lintas (MRLL) ini berlaku selama pengerjaan relokasi saluran box culvert dan detour track KA layang di simpang Joglo. Bagi para pengguna truk, mereka menyadari adanya larangan untuk melewati simpang Joglo.
Tetapi kemudahan akses menuju lokasi tujuan dan adanya pengeluaran ekstra jika lewat tol menjadi alasan para sopir truk tetap nekat melewati Simpang Joglo Solo meski rawan memicu macet.
Mulyono misalnya, sopir truk yang membawa barang menuju kawasan Jebres, mengaku sudah mengetahui adanya larangan kendaraan berat menuju Simpang Joglo.Tetapi ia tidak memiliki akses lain selain melewati simpang Joglo.
Baca Juga: Kabar Baik! Relokasi Box Culvert Simpang Joglo Solo Kelar Lebih Cepat
“Terpaksa lewat sini, soalnya gudangnya di Jebres, kalau lewat tol atau akses jalan memutar kejauhan apalagi nanti ada ongkos tambahan juga kalau tidak lewat sini,” ucapnya.
Tambahan Pengeluaran
Menurut pria yang sudah bekerja menjadi sopir yang sudah bekerja selama 25 tahun ini, masalah kemacetan akan sulit dihindari ketika ada proyek berjalan. Menurutnya, tidak semua pengusaha memahami adanya pengeluaran tambahan apabila lewat tol ataupun mengambil jalan memutar.“Masalahnya kadang jika lewat tol kan ada penambahan sekitar Rp30.000. Katakanlah, tidak semua bos mau memahami itu, dan kalau lewat jalan memutar ada pengeluaran untuk bensin yang lebih banyak, nanti malah kami bisa tombok,” ujarnya.
Baca Juga: Mulai Penyempitan, Begini Situasi Lalu Lintas Di Simpang Joglo Solo
Site Manager Proyek Pembangunan Kalur KA Elevated Solo Balapan-Kadipiro, Dendy Purbowo, kepada Esposin, menyebut sudah memberikan rambu bagi para pengguna jalan agar menghindari Simpang Joglo Solo agar tidak terjadi macet.
“Sebenarnya kami sudah memberikan rambu dari jalan tol dan jalan-jalan yang mengarah ke Simpang Joglo untuk menghindari kemacetan dan agar kendaraan berat langsung lewat tol. Tetapi tentu agak sulit jika tidak ada petugas yang mengarahkan,” ujarnya.
Dendy mengaku terus berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan terkait agar bisa mengurangi kemcaten di Simpang Joglo. “Kami terus berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan, bukan hanya dari Solo, tapi juga dengan Karanganyar dan Sukoharjo, agar nantinya kendaraan berat bisa diarahkan lewat tol, jadi bisa mengurangi kemacetan,” lanjutnya.