Esposin, SOLO — Perjuangan mempertahankan kemerdekaan di wilayah Soloraya melahirkan aksi peledakan jembatan dan pemasangan ranjau di sejumlah lokasi, yang terkadang memakan korban dari bangsa sendiri. Perang pada 1949 hingga 1950 itu berlangsung saat Republik Indonesia baru seumur jagung.
Operasi bumi hangus yang menyasar beberapa instalasi vital seperti jembatan, bangunan penting, dan sarana strategis lainnya memiliki berbagai tujuan. Di antaranya, agar objek vital itu tak dikuasai pemerintah kolonial, selain menghambat pergerakan tentara Belanda.