Selain problem yang dipaparkan, dia menilai secara umum transportasi Solo layak diacungi jempol. “Kerja sama Batik Solo Trans dan pengembangan terminal berjalan. Zona keselamatan juga sudah ada. Ke depan, yang diperlukan adalah komitmen pemerintah daerah dalam mengurai masalah transportasi.”
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, bertekad memperbaiki pelayanan transportasi tiap tahunnya. Ihwal catatan yang diberikan Kemenhub, pihaknya siap menindaklanjuti keseluruhannya. “Untuk integrasi moda, kami sudah melakukan kajian. Kemungkinan kami akan membangun jembatan layang,” katanya.
Lebih lanjut, Rudy mengaku optimistis Solo bisa mempertahankan WTN. Meski demikian, dia tak menjadikan penghargaan itu sebagai patokan keberhasilan. “Pelayanan riil kepada warga lebih penting.”
Sebelumnya dia mengatakan, problem krusial pertama transportasi Solo adalah jaringan jalan. Kedua, Ahmadi menyoroti pentingnya integrasi antarmoda di Solo. Menurutnya, ke depan Terminal Tirtonadi, Stasiun Balapan hingga Bandara Adi Soemarmo harus terhubung untuk memudahkan akses masyarakat.
Perlintasan sebidang menjadi poin selanjutnya yang menjadi perhatian. Ahmadi menilai sejauh ini masih banyak perlintasan sebidang di sekitar palang kereta api yang bikin macet.
Pembangunan underpass atau jalan layang, menurutnya, bisa menjadi opsi mengatasi masalah tersebut. Catatan terakhir yakni tentang penambahan pelayanan pengujian kendaraan. Menurutnya, layanan pengujian seperti emisi di Solo sudah cukup overload. Pihaknya meminta Pemkot mencari lahan baru untuk pengembangan pelayanan.