Esposin. SRAGEN--Kediaman MJAP, 15, siswa SMP yang meninggal pascalatihan pencak silat di wilayah Kecamatan Miri, Sragen, diselimuti duka pada Senin (15/7/2024). Padahal, jenazah remaja tersebut sudah dimakamkan pada Sabtu (13/7/2024) sore.
Kursi-kursi plastik masih tertumpuk di depan rumah di dekat Waduk Kedung Ombo (WKO) tersebut. Karangan bunga berisi ucapan belasungkawa pun masih terlihat terpajang di depan rumah itu.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Ibunda korban, Suyatmi, 40, memberitahu wartawan bahwa MJAP merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Menurutnya, MJAP mengikuti latihan perguruan pencak silat di wilayah Kabupaten Sragen selama 8-9 bulan terakhir hingga akhirnya bisa mengikuti pengesahan pada awal Bulan Sura lalu.
Suyatmi yang bekerja di Solo mengaku setiap hari diantar dan dijemput oleh sang anak. Dia mengungkapkan MJAP anak yang baik, pendiam, sopan, santun, ramah, penurut atau mau disuruh apa saja.
Dia mengatakan semua orang desa mengakui kebaikan korban. Dia pun bertanya-tanya kalau latihan kenapa sampai fatal seperti itu. "Sebelumnya ada anak yang patah tulang pada tangan kirinya sekitar 4-5 bulan lalu," ujarnya.
Suyatmi menerangkan anaknya baru naik Kelas IX SMP. "Saya kerja di Solo itu yang antar jemput ya anak itu [korban]. Pada Jumat [12/7/2024] itu saya memberitahu anak saya itu tidak usah menjemput karena ada rapat. Pada hari itu, dia pamitnya latihan dengan teman-temannya. Tahu-tahu saya dapat kabar kalau anak saya meninggal," jelas Suyatmi.
Ayah korban, Suwondo, menyatakan warga satu dukuh merasa berduka dan kehilangan sosok korban. Selama tujuh hari, warga sekitar akan menggelar tahlilan dan yasinan.
"Anak saya bercita-cita menjadi atlet bela diri. Ia sudah ikut perguruan pencak silat itu sejak 8-9 bulan lalu. Kesehariannya selain sekolah memelihara ayam," ujar Suwondo saat berbincang dengan wartawan di rumah duka, Senin siang.
Ketua RT setempat, Kartono, 37, berharap kasus tersebut cukup sekali dan jangan sampai terulang. Dia berharap saat latihan bisa lebih berhati-hati. Dia juga mendapat laporan kejadian itu pada Jumat pukul 21.30 WIB.
"Saat itu korban sempat dibawa ke klinik dulu. Kemudian dirujuk ke RSUD Gemolong. Saya mengetahui sudah di RSUD Gemolong dan setahu saya korban tak punya riwayat penyakit," jelasnya.