KARANGANYAR—Sepekan menjelang Lebaran, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar kian gencar melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar tradisional.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Kali ini, tim gabungan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Karanganyar bersama Balai Pelayanan Kesehatan Masyarakat Veteriner Provinsi Jawa Tengah melakukan sidak di Pasar Palur, Senin (13/8/2012). Hasilnya tim masih menemukan daging ayam berkadar air tinggi serta mie yang diduga mengandung formalin.
Berdasarkan pantauan Esposin, tim melakukan penyisiran dari satu pedagang ke pedagang lain mulai pukul 06.30 WIB. Petugas memeriksa daging ayam yang berada di los daging ayam. Petugas menemukan ada daging ayam rendaman yang berkadar air tinggi. Hal ini terlihat saat dilakukan pemeriksaan dengan alat pengukur kadar air dalam daging. Dari hasil pengukuran, kadar air ditemukan melebihi batas normal, yakni lima sampai enam. Petugas menemukan daging ayam dengan kadar air mencapai 6,4.
“Tidak ada rendaman. Dagingnya langsung dipotong tanpa direndam,” kilah pedagang daging ayam, Sukiyem kepada petugas.
Selain daging ayam, petugas juga memeriksa sejumlah makanan. Salah satu yang diperiksa petugas adalah mi kuning basah. Petugas yang curiga segera melakukan pemeriksaan laboratorium dan hasilnya mi kuning positif mengandung formalin.
Menurut Manajer Teknis Balai Pelayanan Kesehatan Masyarakat Veteriner Pemprov Jateng Saiful Latif, langsung melakukan pengecekan laboratorium. Hasilnya mi basah tersebut positif mengandung formalin. “Kami menguji mi yang positif formalin, nanti akan dilaporkan ke Dinas Kesehatan. Sudah dicatat belinya di mana dan nanti akan dilacak asal pemasoknya,” tuturnya.
Secara umum, dia mengatakan dari hasil sidak kali ini tim tidak menemukan daging busuk, ayam mati kemaren (tiren) maupun daging glonggongan. “Semua yang dijual sudah bagus. Hanya ada beberapa yang memang kadar airnya sampai melebihi batas. Namun itu masih dalam toleransi dan bukan daging suntik atau glonggongan,” katanya.
Dia menuturkan daging dengan kadar air tinggi tidak berpengaruh terhadap kesehatan. Hanya secara ekonomi pembeli akan sangat dirugikan. Sebab daging berkadar air tinggi akan menyusut drastis setelah dimasak. Petugas kemudian memberi pembinaan terhadap pedagang. Biasanya pedagang sengaja merendam daging agar terlihat segar.
“Kami juga mengambil sampel beberapa daging untuk diuji residu obat antibiotik maupun zoonosisnya. Ini arahnya bukan pada pedagang tapi peternaknya terkait asupan makanan. Apakah ayam yang dijual sehat atau tidak,” katanya.