Esposin, SRAGEN — Pemkab Sragen akan menjadikan lokasi Pasar Nglangon di Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Sragen menjadi sentra batik tiga lantai pada 2023. Untuk mewujudkannya, Pemkab menyiapkan Rp20 miliar yang bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) Kementerian Perindustrian.
Pembangunan sentra batik di lokasi Pasar Nglangon ini dilakukan setelah Pasar Terpadu Nglangon selesai dibangun. Pasar baru yang akan diberi nama Pasar Sukowati Sragen ini menjadi tempat baru bagi pedagang Pasar Nglangon, Pasar Joko Tingkir dan Kios Renteng.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Sementara Kios Renteng di Jl. Ahmad Yani akan dibongkar dan dibangun pedestrian yang luas dengan konsep seperti Jl. Malioboro, Kota Jogja.
Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Hargiyanto, mengungkapkan rencana penataan Kawasan Nglangon itu saat sosialisasi relokasi pedagang di Gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS) Sragen, Kamis (29/12/2022). Dia mengatakan pembangunan sentra batik itu dilakukan setelah pedagang direlokasi ke Pasar Sukowati Sragen.
"Anggaran pembangunan sentra batik itu senilai Rp20 miliar dari APBN. Kemudian nanti ada pedestrian yang didesain seperti Jl. Malioboro sehingga bagus. Kemudian untuk Pasar Joko Tingkir dijadikan taman atau kolam renang internasional," jelas Hargiyanto.
Baca Juga: Akan Direlokasi ke Pasar Terpadu Nglangon, 785 Pedagang di Sragen Dikumpulkan
Dia mengatakan Pemkab mulai berbenah dengan menata kawasan. Dia berharap penataan ini akan menjadi daya tarik bagi orang luar Sragen untuk datang. Dari situ harapannya pertumbuhan ekonomi akan terdorong. "Semua perencanaan itu dibuat sudah didasarkan pada regulasi," ujarnya.
Pilih Desain yang Mahal
Pernyataan Sekda soal sentra batik dikonfirmas Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Setelah mendapatkan fasilitas factory sharing dengan dana Rp30 miliar pada 2022, Bupati mengatakan Sragen akan kembali mendapat DAK untuk pembangunan sentra batik.Ia juga memastikan Pasar Joko Tingkir akan dijadikan ruang terbuka, sementara kios renteng jadi jalur pejalan kaki atau pedestrian.
"Di pedestrian itu bisa untuk jalan-jalan, duduk-duduk. Ada tiga desain DED [detail engineering design] yang diserahkan ke saya. Yang saya pilih tentu yang bagus dan mahal. Kalau bangun itu tidak tanggung. Saya diprotes Disperkimtaru karena dananya hanya Rp400 juta," jelasnya.
Baca Juga: Kontrak Proyek Pasar Nglangon Sragen Habis, Rekanan Kena Denda Rp33 Juta/Hari
Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Pertanahan dan Tata Ruang (Disperkimtaru) Sragen, Aris Wahyudi, mengatakan DED pedestrian akan disesuai dengan anggaran yang hanya dialokasikan Rp400 juta pada 2023.
"Ada tiga pilihan desain pedestrian Nglangon yang diajukan kepada Bupati dengan anggaran cuma Rp400 juta. Akhirnya pilihannya dikembalikan ke saya," katanya.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen, Cosmas Edwi Yunanto, mengatakan pembangunan sentra batik itu usulan Pemkab Sragen ke Kementerian Perindustrian.
"Untuk lelangnya tetap lewat ULP PBJ Sragen. Lelang dimulai dari pekerjaan pengawasan kemudian dilanjut lelang pembangunan fisik pada Januari 2023 mendatang. Konsepnya ada showroom dan workshop," katanya.