Jumlah pengemudi ojol yang bakal diuji mencapai 120-150an orang. Mayoritas 70 persen di antaranya mereka yang disasar adalah driver ojol roda dua.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan uji cepat bertujuan mendeteksi lebih dini potensi penularan Covid-19.
Dia mengatakan driver ojol di Solo termasuk pekerja berisiko tinggi karena kerap mengangkut penumpang yang bisa jadi berasal dari zona merah Covid-19. Rapid test yang digunakan untuk driver ojol di Solo kali ini menggunakan serum atau cairan di atas bekuan darah, sama seperti sebelumnya.
“Sasaran kami 120-150 pengemudi ojol, kalau totalnya 120 orang, 80 pengemudi roda dua dan 40 pengemudi empat. Pengemudi roda dua lebih riskan karena biasanya bersentuhan langsung dengan penumpang,” kata dia, dalam jumpa pers di Ruang Natapraja, Kompleks Balai Kota Solo, Selasa (9/6/2020).
Ning, panggilan akrabnya, mengatakan rapid test kepada driver ojol di Solo bakal dilaksanakan di Pendapi Gede. Mereka bakal mendapatkan kupon berisi nama, alamat, nomor telepon, dan tanggal pengambilan sampel darah. DKK bakal bekerjasama dengan Dinas Perhubungan (Dishub) untuk pembagian kupon tersebut.
“Mereka harus datang tepat waktu sesuai jam tertera di kupon, enggak boleh diwakilkan. Teknis siapa saja pengemudinya, akan kami bicarakan dengan Dishub,” tuturnya.
Selain pengemudi ojol, rapid test yang dilakukan DKK Solo juga menyasar aparatur sipil negara (ASN) di sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) dan Perusahaan Milik Daerah (Perumda). Utamanya, mereka yang langsung melayani publik, seperti petugas pemungut retribusi pasar, kasir bank, dan sejenisnya.
Hasil Rapid Test Non-Reaktif Covid-19, 6 Bakul di Pasar Winong Sukoharjo Buka Lapak
Rapid Test Massal
Pengambilan sampel darah dilakukan pada Rabu-Kamis (10-11/6/2020) di Pendapi Gede. Jumlahnya mencapai 750an orang.Pada uji cepat massal sebelumnya, Pemkot mendapati belasan ASN yang antibodinya reaktif terhadap Covid-19. Dari situ, tes dilanjutkan dengan uji swab dengan polymerase chain reaction (PCR) dan didapati seorang ASN Dinas Sosial (Dinsos) terkonfirmasi positif Covid-19. Selain itu, enam ASN tenaga kesehatan (nakes) juga positif.
Sementara, uji cepat (rapid test) massal di empat pasar pada Sabtu (30/5/2020). Hasilnya ada 14 orang yang antibodinya reaktif terhadap Covid-19. Perinciannya, lima orang dari Pasar Gede, enam orang dari Pasar Kadipolo dan tiga orang dari Pasar Legi.
“Mereka yang reaktif kemudian diambil spesimennya pada Rabu (3/6/2020), hasil sudah keluar pada awal pekan ini. Seluruhnya negatif, kecuali yang di Pasar Gede, belum keluar. Kemungkinan Kamis atau Jumat besok,” kata Ning.
Viral Penjual Gorengan Cantik di Jogja, Netizen Langsung Tancap Gas
Sementara, data kumulatif pasien terkonfirmasi positif Covid-19 hingga Selasa bertahan di angka 37. Perinciannya, 10 masih dirawat inap di rumah sakit, 23 sembuh, dan sisanya meninggal dunia.
Sedangkan data pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 218 orang, 12 dirawat inap, 172 sembuh, dan 34 meninggal dunia. Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 633 orang, satu rawat inap, 31 rawat jalan, 32 dalam pemantauan, dan sisanya selesai.