Esposin, KLATEN – Lawatan pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus, ke Indonesia, menjadi momen spesial bagi umat Katolik Tanah Air. Apalagi bagi mereka yang mendapat kesempatan mengikuti misa akbar yang dipimpin langsung oleh Paus Fransiskus di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024).
Salah satu umat yang beruntung mendapat kesempatan berangkat ke misa akbar itu adalah Laurentius Sukamta, 53. Dia menjadi bagian dari 250 umat Katolik asal Kabupaten Klaten yang diundang mengikuti misa akbar itu. Bagi Sukamta, kesempatan ini memberi kesan tersendiri karena 35 tahun silam dia juga berkesempatan mengikuti misa yang dipimpin langsung Paus pada waktu itu yaitu Paus Johannes Paulus II.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
“Ini kesempatan sangat langka, bisa ikut misa bersama Paus. Bisa juga menjadi pengalaman seumur hidup. Tapi untuk saya pribadi, ini akan menjadi pengalaman yang kedua kalinya. Dulu pada Oktober 1989, saat saya masih kelas I SMA pernah ikut misa bersama Paus Johanes Paulus II di Yogyakarta. Dan sekarang, setelah 35 tahun, saya mendapatkan kesempatan lagi untuk mengikuti misa bersama Paus Fransiskus di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta. Sebuah pengalaman yang membahagiakan bagi saya,” kata Sukamta.
Warga Desa Kalitengah, Kecamatan Wedi, Klaten, ini menyebut sudah melakukan berbagai persiapan menjelang keberangkatan ke Jakarta bersama rombongan dari Paroki Santa Maria Bunda Kristus Wedi.“Persiapan lahir dan batin. Jasmani dan rohani. Artinya, badannya harus sehat. Secara rohani siap dan secara finansial cukup. Yang jelas badan harus sehat dan fit. Rencana naik bus dari Klaten ke Jakarta berangkat Rabu sore. Kamis pagi sampai sana, persiapan, kemudian mengikuti misa pukul 17.00 WIB. Selesai misa langsung pulang ke Klaten,” kata Sukamta kepada
Sukamta mengungkapkan setiap paroki dijatah undangan sekitar 25 orang. Sukamta pun berkesempatan masuk kuota dan bisa mengikuti misa akbar bersama Paus. “Persiapannya sudah jauh hari. Sejak Juli 2024 lalu,” kata Sukamta yang juga Ketua Lingkungan Santo Bernardus Kalitengah.
Bagi Sukamta, kunjungan Paus ke Indonesia merupakan kunjungan kemanusiaan dari seorang pemimpin umat Katolik dunia untuk mewartakan, membawa pesan tentang perdamaian, toleransi, saling menghargai sesama manusia, dan pesan terkait menjaga keutuhan alam ciptaan atau lingkungan hidup.
Dia menilai kunjungan ke Indonesia sebagai kunjungan yang menarik. Ini karena Indonesia merupakan negara dengan populasi umat Islam terbesar di dunia. “Tentu, Bapa Paus membawa pesan-pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat dan para pemimpin di negara Indonesia. Pesan soal moral, kemanusiaan, hak asasi, toleransi, saling menghargai dan mencintai sesama, dan lain-lain. Semoga dengan kunjungan Paus ini, bangsa Indonesia semakin damai, rukun, saling menghargai, tercipta toleransi di masyarakat. Menjadi satu teman perjalanan yang hidup bersama, berdampingan, rukun di Indonesia, bangsa yang kita cintai ini,” ungkap Sukamta.
Penyelenggara Bimas Katolik Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Klaten, Y.B. Heru Kristomo, mengungkapkan sebanyak 250 umat Katolik Kabupaten Klaten akan berangkat ke Jakarta untuk mengikuti misa akbar. Dia menjelaskan jumlah itu berdasarkan kuota yang diberikan. “Setiap paroki diberi kuota 25 orang. Sementara, di Klaten ada 10 paroki. Sehingga total ada 250 orang,” jelas Heru.
Heru juga mengungkapkan misa akbar bersama Paus menjadi kesempatan langka. Seingatnya, misa akbar pernah digelar pada 1989 lalu. “Kalau kali ini hanya satu tempat. Pada 1989 itu ada empat tempat. Harapan secara pribadi, misa akbar bersama Paus ini lebih menguatkan keimanan kami. Menjaga solidaritas sesama umat Katolik. Harapan berikutnya sesuai misi kunjungan ini yakni moderasi,” kata Heru.