Esposin, SUKOHARJO -- Rumah Sakit (RS) Mata Solo menggelar program Rumah Sakit Mata Solo Goes to School ke SMP Insan Cendekia Boarding School di Jl Ovensari, Kadilangu, Baki, Sukoharjo, Selasa (20/2/2024).
Kepala Unit Pemasaran Rumah Sakit (RS) Mata Solo, Drs. Moh. Syafril Nusyirwan, MM., menyampaikan kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk corporate social responsibility (CSR) RS Mata Solo. Kedatangan RS Mata Solo ke sekolah tersebut untuk memberikan edukasi kepada para siswa untuk membatasi penggunaan gawai karena berdampak pada kesehatan mata.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Syafril menilai siswa semenjak pandemi Covid-19 pada 2020 hingga kini sangat intens menggunakan gawai. "Meskipun pandemi Covid-19 sudah berlalu, siswa sampai saat ini masih kecanduan menggunakan gawai. Ada kecenderungan prevalensi siswa mulai mengalami gangguan penglihatan," ungkap Syafril saat ditemui Esposin di sela-sela acara.
Ia mengatakan saat ini tak sedikit siswa yang sudah harus memakai kacamata. Untuk mencegah semakin banyak siswa yang mengalami gangguan kesehatan mata, maka menurutnya perlu ada edukasi, salah satunya dari RS Mata Solo.
Sejak 2023, RS Mata Solo telah beberapa kali menggelar kegiatan serupa. Di 2024 ini, SMP Insan Cendekia Boarding School menjadi sekolah pertama yang dikunjungi kali RS Mata Solo.
Tak menutup kemungkinan RS Mata Solo juga akan menggelar kegiatan serupa di sekolah lain. Hal itu tergantung pada kesiapan RS Mata Solo dan ada tidaknya permintaan dari pihak sekolah. Syafril berharap siswa-siswi setempat dapat menyerap informasi yang disampaikan dalam kegiatan tersebut.
"Melalui RS Mata Solo Goes to School kami berupaya menggugah kesadaran bahwa penggunaan gadget memang harus dibatasi," papar Syafril.
Ia berharap ketika siswa ada yang mengalami gangguan kesehatan mata bisa memeriksakan diri ke RS Mata Solo. Dalam kegiatan itu RS Mata Solo juga memberikan fasilitas pemeriksaan penghilatan gratis. Dengan sejumlah alat modern akan diketahui gangguan kesehatan mata apa yang dialami siswa.
RS Mata Solo Goes to School digelar di aula sekolah diawali dengan edukasi dan tanya jawab mengenai kesehatan mata. Materi edukasi kesehatan mata disampaikan oleh dokter Khairani Azizah Ardityastiti. Materi yang disampaikan salah satunya mengenai kesehatan mata Gen-Z yang diikuti siswa kelas VII-VIII sekitar 150 orang.
Tes Kesehatan Mata Gratis
Dalam materi tersebut disampaikan mengenai Computer Vision Syndrome yang merupakan kondisi yang ditandai dengan mata lelah, penglihatan kabur, mata merah, hingga nyeri pada punggung dan leher. Kondisi ini terjadi akibat penggunaan perangkat elektronik berbasis komputer atau layar monitor secara berlebihan.
Melalui sesi tersebut sejumlah siswa-siswi terlihat antusias mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan kesehatan mata. Mereka juga berebut mengacungkan jari sebelum bertanya pada dr. Khairani Azizah Ardityastiti. Dalam sesi tersebut sejumlah doorprize turut dibagikan pada para siswa yang telah berkesempatan mengajukan pertanyaan.
Pada sesi berikutnya dilakukan pemeriksaan kesehatan mata gratis kepada para siswa. Setiap siswa mendapatkan beberapa jenis tes mata seperti tes ketajaman pandangan mata, tes tekanan bola mata, dan sebagainya. Mereka bergantian antre untuk memeriksakan diri hingga berkonsultasi dengan dokter.
Dalam kegiatan tersebut juga dilaksanakan edukasi mengenai penggunaan sosial media bagi para siswa-siswi yang dipimpin oleh Manajer Produksi Video Solopos Media Grup, Jafar Sodiq Assegaf.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Insan Cendekia Boarding School, Rahmat Afrianto, S.Pd berharap kegiatan tersebut bermanfaat bagi para siswa. Kegiatan tersebut menurutnya dapat menjadi variasi pembelajaran tersendiri bagi para siswa. Menurutnya program tersebut bisa menjadikan anak lebih kritis dalam menjaga kesehatan, khususnya mata. Terlebih di sekolah juga terdapat tema pendidikan mengenai kesehatan jiwa dan raga.
“Diharapkan anak-anak menikmati kegiatan hari ini. Karena banyak pembelajaran yang bisa diserap. Seharusnya ada lebih dari 150 anak tetapi ada kegiatan perlombaan sehingga ada 15 anak yang tidak dapat mengikuti kegiatan,” kata dia dalam sambutannya.