Esposin, KARANGANYAR — Situs pemujaan arwah leluhur nenek moyang berupa punden berundak di puncak Gunung Lawu telah ada sejak era megalitikum. Keberadaan punden tersebut diketahui kali pertama berdasarkan laporan geolog, F. Junghuhn dalam Majalah Java No. II/1853.
Tulisan lain yang menguraikan mengenai tinggalan arkeologis di kawasan Gunung Lawu juga terdapat pada buku terbitan Balai Pustaka pada 1936 yang berjudul Tjarios Redi Lawoe. Buku karangan M. Hardjodisastro itu memuat tentang cerita-cerita rakyat yang berkaitan erat dengan tinggalan bangunan-bangunan batu di puncak Gunung Lawu.