Sukasno mengaku mendapatkan informasi dari SMKN 5 bahwa sekolah itu juga memproduksi sepeda motor Esemka, di antaranya tipe Pesona 5 dengan harga jual berkisar Rp 8 jutaan. Dengan demikian, pihaknya mempertimbangkan usulan pengadaan motor dinas bagi lurah-lurah di Solo, menyusul adanya masukan dari para lurah itu perihal kebutuhan motor dinas.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
“Sejak tahun lalu sebenarnya lurah-lurah sudah banyak yang meminta agar motor dinas yang mereka pakai saat ini segera diganti. Sebab, mayoritas kondisi motor dinas dari pengadaan tahun 2000 itu sudah rusak. Namun, pengajuan tersebut belum dimasukkan TAPD (Tim Anggaran Perangkat Daerah-red). Untuk itu kami mempertimbangkan akan mengusulkan pengadaan motor dinas lurah dengan menggunakan sepeda motor hasil rakitan para siswa SMK tersebut,” papar Sukasno.
Selain dinilai efisien dari sisi anggaran, Sukasno menilai dengan membeli motor buatan pelajar bisa memotivasi siswa SMK untuk membuat karya yang lebih bagus lagi. "Bila dipertimbangkan dari harga jualnya, rata-rata di bawah harga jual sepeda motor impor. Sehingga dari sisi anggaran, Pemkot bisa lebih hemat. Di samping itu, ini juga sebagai bentuk penghargaan terhadap hasil karya anak-anak kita,” katanya.
Sementara itu saat dimintai tanggapan, Wakil Ketua DPRD Kota Solo, Supriyanto menyatakan jika kondisi kendaraan dari sisi kelayakan sudah bagus, tidak ada salahnya jika pengadaan motor dinas lurah diambilkan motor Esemka. Namun pihaknya mengingatkan produk-produk tersebut harus tetap memenuhi berbagai persyaratan kelayakan jalan.
Ditambahkan Wakil Ketua DPRD Kota Solo, Muhammad Rodhi, pertimbangan lainnya adalah menyangkut ketersediaan dana untuk pengadaan motor dinas lurah itu di APBD ada atau tidak. ”Ya tentunya harus mempertimbangkan juga anggarannya, termasuk anggaran pemeliharaan,” tegas Rodhi.
JIBI/SOLOPOS/Septhia Ryanthie