Esposin, SRAGEN — Sentra batik di Desa Wisata Kliwonan, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, mulai bergeliat kembali. Beberapa perajin batik mulai kembali berproduksi setelah sempat berhenti atau beralih usaha lantaran pandemi Covid-19.
Pada 2021, Desa Kliwonan ditetapkan menjadi Desa Wisata Batik Kliwonan melalui surat keputusan Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Rintisan Desa Wisata Batik Kliwonan sebenarnya sudah dicanangkan sebelum pandemi.
“Pandemi mengakibatkan sektor produksi batik di Desa Kliwonan sempat terhenti. Beberapa perajin batik tidak melakukan produksi, namun hanya menjual stok lama ataupun mengerjakan sesuai pesanan,” kata Sekretaris Desa Kliwonan, Wiyono, saat ditemui Esposin di kantornya pada Rabu (27/7/2022)..
Wiyono mengaku pemerintah desa belum memiliki tempat yang menjadi wadah berkumpulnya para perajin batik Desa Kliwonan. Ia ingin ada tempat yang bisa menjadi workshop dan ruang pamer produk batik karya warga Desa Kliwonan yang bisa diakses para wisatawan.
Baca Juga: Melestarikan Tradisi Nenek Moyang di Sentra Batik Kliwonan Sragen
Salah satu perajin batik Desa Kliwonan, Suwanto, mengaku sangat terpukul dengan adanya pandemi Covid-19. Banyak perajin harus gulung tikar akibat sepinya penjualan.
“Namun saat ini sudah mulai aktif kembali, pemasaran biasanya dilakukan melalui media online. Karena digital marketing sudah mulai berjalan,” kata dia saat ditemui di rumahnya pada Rabu.Suwanto menambahkan, selama ini wisatawan yang datang ke Desa Kliwonan umumnya tertarik dengan proses produksi batik. Untuk memenuhi rasa ingin tahu wisatawan biasanya warga akan mengarahkan mereka ke salah satu rumah produksi batik di Desa Kliwonan atau Desa Pilang.