Esposin, KLATEN -- Kabupaten Klaten, Jawa Tengah akan kembali menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM) tingkat PAUD hingga SMP mulai Jumat (4/3/2022).
Kegiatan PTM digulirkan dengan ketentuan pembatasan jumlah siswa yang mengikuti PTM hanya 50 persen dari kapasitas. Sebelumnya, kegiatan PTM tingkat PAUD dihentikan sejak Sabtu (19/2/2022), tingkat SMP sejak Senin (21/2/2022), dan SD sejak Selasa (22/2/2022). Selanjutnya, kegiatan pembelajaran kembali bergulir dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Baca Juga : Sragen Akan Terapkan PTM 50 Persen Pekan Depan, Ini Strategi Sekolah
Penghentian PTM itu menyusul angka kasus Covid-19 di Klaten menunjukkan tren meningkat. Selain itu, PTM di sejumlah sekolah di Klaten sempat dihentikan gara-gara ada siswa maupun guru terpapar Covid-19.
Di tingkat SD, ada 22 sekolah yang pernah ditutup setelah siswa dan guru terpapar virus corona. Di tingkat SMP, ada 21 sekolah yang pernah ditutup karena ada siswa dan guru yang juga terpapar Covid-19.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten, Yunanto, mengatakan ada beberapa pertimbangan PTM kembali digulirkan. Dari hasil koordinasi dengan kepala sekolah akhir pekan lalu, siswa dan guru yang sebelumnya terpapar Covid-19 sudah membaik atau dinyatakan sembuh.
Baca Juga : PPKM Level 3 Soloraya, Sragen Akan Terapkan PTM 50 Persen Pekan Depan
"Ternyata dengan 10 hari PTM dihentikan ada manfaatnya [agar guru dan siswa yang sakit fokus pada penyembuhan]," urai Yunanto kepada Esposin, Rabu (2/3/2022).
Pertimbangan lain yakni tekanan dari orang tua. Ia menyebut banyak orang tua meminta agar PTM kembali bergulir. Pertimbangan lain yakni siswa jenjang SMP mulai mengikuti penilaian tengah semester (PTS) mulai awal pekan depan. "Kemudian tren kasus Covid-19 di Klaten melandai," ungkap dia.
Baca Juga : Lima SMA/SMK di Karanganyar Hentikan PTM, Ada Temuan Kasus Covid-19?
Yunanto menjelaskan PTM kembali digulirkan dengan tetap menerapkan pembatasan jumlah siswa mengikuti pembelajaran sebanyak 50 persen dari kapasitas kelas. Yunanto kembali mengingatkan agar protokol kesehatan ketat tetap diterapkan.
"Ketika PTM berlangsung, pintu gerbang sekolah ditutup. Peserta didik membawa bekal dari rumah masing-masing. Kemudian keluarga siswa memastikan kondisi kesehatan anak mereka [jika sakit untuk sementara tak masuk mengikuti PTM]."