Esposin, SOLO -- Keceriaan tergambar pada raut wajah belasan anak-anak dengan HIV/AIDS (ADHA) saat peresmian selter ADHA di Solo, Rabu (6/12/2017) siang.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Mereka berlarian dan bermain di lingkungan gedung baru tersebut. Mereka berbaur bersama di antara kerumunan tamu undangan yang hadir saat itu. Anak-anak itu begitu bahagia, karena kini bisa bernafas lega menempati bangunan layak pakai.
Ruang kamar yang digunakan untuk mereka tidur dilengkapi dengan pendingin ruangan. Ruang kamar itu terbagi dua, yakni kamar khusus perempuan dan kamar khusus laki-laki. Ruang kamar laki-laki disentuh dengan cat berwarna biru muda. Sedangkan ruang kamar perempuan berwarna pink atau merah muda.
Beberapa kasur busa diletakkan berjejer di lantai ruang kamar berukuran 6x3 meter, komplit dengan lemari pakaian. Selain dua ruang kamar tidur, juga terdapat pula ruang mengasuh untuk bayi, ruang isolasi, ruang multifungsi, serta satu kamar mandi.
Ruang multifungsi ini bisa digunakan sebagai tempat makan, dapur sekaligus tempat menonton televisi (TV). “Bangunannya bagus dan senang akhirnya bisa tinggal di tempat bagus,” kata Sl, 9 ketika berbincang dengan Esposin.
Diusir Dua Tahun Lalu
Pimpinan Yayasan Lentera selaku pengelola selter ADHA, Yunus Prasetyo seolah menerawang jauh kembali di tanggal dan bulan yang sama dua tahun lalu. “Ini tepat dua tahun lalu saat tanggal 6 kita diusir di Kedunglumbu,” kata dia. (Baca: HIV di Solo Diusir)
Kala itu dua barikade berwarna kuning dibentangkan di mulut gang III Jl. Senopati RT 004/RW 004 Kedunglumbu. Penutup jalan portabel tersebut ditempeli berbagai pesan tulisan tangan berbunyi, “Lindungi Anak-anak Warga RW IV”, “Kedunglumbu Bukan Kampung HIV”, “Orang Baik Tidak Membuat Tetangga Was-was”, dan “Ojo Sembrono”.
Saat itu suasana mencekam, beberapa warga berjaga di ujung gang menantikan rombongan kedatangan anak-anak ADHA dibawah asuhan yayasannya. “Sampai akhirnya kami menempati rumah kontrakan di daerah Purwosari. Itupun kami dioyak-oyak pemilik diminta segera pindah,” katanya.
Dengan dibangunkannya selter bagi ADHA oleh Kementerian Sosial (Kemensos) dengan menggandeng Corporate Social Responsibility (CSR) PT Lottemart membawa kebahagiaan tersendiri baginya dan anak-anak asuhnya. “Akhirnya kami punya tempat bernaung yang layak,” katanya.
Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang (RSTS dan KPO) Kemensos Dr Sonny W. Manalu mengatakan selter penanganan ADHA ini merupakan pertama di Indonesia. Selter ini merupakan program CSR dari Lottemart bekerja sama dengan Pemkot Solo.
“Pemkot menyediakan lahan dan sarana prasarana infrastrukturnya. Sedangkan bangunan dibangun melalui dana CSR dari Lottemart,” kata dia.
Yayasan Lentera
Selter tersebut dibangun dengan kapasitas mampu menampung 20 ADHA. Namun kini baru ditempati 12 ADHA dibawah asuhan yayasan Lentera. Ke depan, Kemensos akan meningkatkan selter penanganan ADHA tersebut menjadi rumah singgah.
Wali Kota Solo F.X Hadi Rudyatmo mengatakan akan melengkapi selter dengan ruang konseling, ruang interaksi sosial dan tempat bermain. “Kalau sudah komplet baru namanya rumah singgah,” kata Rudy sapaan akrabnya.
Rudy juga berharap kepada Pemerintah daerah lain sehera menyusul untuk membangun selter serupa. Harapannya penanganan ADHA bisa dikerjakan secara maksimal.
“Jangan terus ADHA dimasukkan ke Solo, jadi ya di daerah lain segera menyusul mendirikan selter seperti,” harapnya.juru
Ruang kamar yang digunakan untuk mereka tidur dilengkapi dengan pendingin ruangan. Ruang kamar itu terbagi dua, yakni kamar khusus perempuan dan kamar khusus laki-laki. Ruang kamar laki-laki disentuh dengan cat berwarna biru muda. Sedangkan ruang kamar perempuan berwarna pink atau merah muda.
Beberapa kasur busa diletakkan berjejer di lantai ruang kamar berukuran 6x3 meter, komplit dengan lemari pakaian. Selain dua ruang kamar tidur, juga terdapat pula ruang mengasuh untuk bayi, ruang isolasi, ruang multifungsi, serta satu kamar mandi.
Ruang multifungsi ini bisa digunakan sebagai tempat makan, dapur sekaligus tempat menonton televisi (TV). “Bangunannya bagus dan senang akhirnya bisa tinggal di tempat bagus,” kata Sl, 9 ketika berbincang dengan Esposin.
Diusir Dua Tahun Lalu
Pimpinan Yayasan Lentera selaku pengelola selter ADHA, Yunus Prasetyo seolah menerawang jauh kembali di tanggal dan bulan yang sama dua tahun lalu. “Ini tepat dua tahun lalu saat tanggal 6 kita diusir di Kedunglumbu,” kata dia. (Baca: HIV di Solo Diusir)
Kala itu dua barikade berwarna kuning dibentangkan di mulut gang III Jl. Senopati RT 004/RW 004 Kedunglumbu. Penutup jalan portabel tersebut ditempeli berbagai pesan tulisan tangan berbunyi, “Lindungi Anak-anak Warga RW IV”, “Kedunglumbu Bukan Kampung HIV”, “Orang Baik Tidak Membuat Tetangga Was-was”, dan “Ojo Sembrono”.
Saat itu suasana mencekam, beberapa warga berjaga di ujung gang menantikan rombongan kedatangan anak-anak ADHA dibawah asuhan yayasannya. “Sampai akhirnya kami menempati rumah kontrakan di daerah Purwosari. Itupun kami dioyak-oyak pemilik diminta segera pindah,” katanya.
Dengan dibangunkannya selter bagi ADHA oleh Kementerian Sosial (Kemensos) dengan menggandeng Corporate Social Responsibility (CSR) PT Lottemart membawa kebahagiaan tersendiri baginya dan anak-anak asuhnya. “Akhirnya kami punya tempat bernaung yang layak,” katanya.
Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang (RSTS dan KPO) Kemensos Dr Sonny W. Manalu mengatakan selter penanganan ADHA ini merupakan pertama di Indonesia. Selter ini merupakan program CSR dari Lottemart bekerja sama dengan Pemkot Solo.
“Pemkot menyediakan lahan dan sarana prasarana infrastrukturnya. Sedangkan bangunan dibangun melalui dana CSR dari Lottemart,” kata dia.
Selter tersebut dibangun dengan kapasitas mampu menampung 20 ADHA. Namun kini baru ditempati 12 ADHA dibawah asuhan yayasan Lentera. Ke depan, Kemensos akan meningkatkan selter penanganan ADHA tersebut menjadi rumah singgah.
Wali Kota Solo F.X Hadi Rudyatmo mengatakan akan melengkapi selter dengan ruang konseling, ruang interaksi sosial dan tempat bermain. “Kalau sudah komplet baru namanya rumah singgah,” kata Rudy sapaan akrabnya.
Rudy juga berharap kepada Pemerintah daerah lain sehera menyusul untuk membangun selter serupa. Harapannya penanganan ADHA bisa dikerjakan secara maksimal.
“Jangan terus ADHA dimasukkan ke Solo, jadi ya di daerah lain segera menyusul mendirikan selter seperti,” harapnya.