KLATEN- Sekolah di wilayah Kecamatan Polanharjo dan Karanganom, Klaten, mendesak agar pihak Organisasi Angkutan Darat (Organda) kembali mengaktifkan angkutan desa yang melewati kecamatan tersebut.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Pihak sekolah menilai dengan diaktifkannya kembali Angkudes mampu mengurangi penggunaan sepeda motor oleh para siswa. Informasi yang dihimpun Esposin dari beberapa sekolah di dua kecamatan itu, ratusan anak yang masih dibawah umur 17 tahun menggunakan sepeda motor ketika berangkat ke sekolah.
Di SMAN 1 Karanganom setidaknya ada 300-500 siswa yang menggunakan sepeda motor, di SMAN 1 Polanharjo ada sekitar 200 siswa dibawah umur yang menggunakan sepeda motor, sementara itu untuk SMPN 2 Polanharjo terdapat seratusan siswa yang menggunakan sepeda motor.
Koordinator Guru Bimbingan Konseling SMAN 1 Polanharjo, Thomas Bagyo mengatakan, faktor utama banyaknya penggunaan sepeda motor itu karena letak geografis tempat tinggal siswa. Mayoritas siswa SMAN 1 Polanharjo tinggal di daerah pedesaan yang minim kendaraan umum, sehingga siswa lebih banyak menggunakan sepeda motor.
Tak Bisa Melarang
Penggunaan sepeda motor itu menurut Thomas sangat berbahaya karena usia siswa masih dibawah umur dan belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). “Kalau sudah kelas XII kami memaklumi kalau siswa menggunakan sepeda motor, tetapi kalau masih kelas X dan XII saya sebenarnya menyesalkan hal itu,” kata Thomas ketika ditemui Esposin di ruang kerjanya, Selasa (7/8/2012).
Meskipun demikian Thomas mengatakan tidak bisa memberi larangan bagi siswanya untuk tidak menggunakan sepeda motor karena tidak ada solusi lain terkait masalah itu. “Kalau kami larang, nanti malah tidak berangkat sekolah. Kami berharap saja agar angkudes bisa diaktifkan kembali,” pungkasnya.
Wakil Kepala Sekolah SMPN 2 Karanganom, Wiyana menuturkan solusi paling efektif adalah, dengan kembali mengaktifkan angkudes yang pernah ada di Karanganom dan Polanharjo. “Kalau di wilayah lain banyak angkutan dan tidak perlu mengunakan sepeda motor, tetapi kalau di wilayah kami mau naik apa, angkutan saja tidak ada,” tutup Wiyana.