Esposin, SOLO — Taman di pelataran Benteng Vastenburg rusak selepas penyelenggaraan pasar malam Sekaten 2015 selama kurang lebih 23 hari.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Pantauan
Di sejumlah lokasi juga ditemukan bekas solar yang digunakan untuk menggerakkan wahana hiburan. Selain itu, penyewa lapak pasar malam juga tidak membersihkan bekas saluran pembuangan toilet sementara yang dialirkan ke parit Benteng Vastenburg.
Petugas kebersihan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Solo, Andriansyah, 31, mengatakan dibutuhkan waktu enam jam lebih untuk memungut sisa-sisa sampah yang ada di taman pelataran Benteng Vastenburg sebelah barat.
“Saya sudah di sini sejak pukul 04.30 WIB. Sampah plastik dan bekas bronjong banyak sekali,” terangnya.
Staf Kebersihan DKP Solo, Bambang Kusumo, mengungkapkan pasar malam Sekaten 2015 menyisakan sampah sebanyak tiga mobil pengangkut sampah dan satu mobil kontainer sampah.
“Sampahnya banyak sekali yang masih tertinggal. 16 petugas kami turunkan hari ini untuk membersihkan sisa sampah di sini,” papar dia.
Bambang menyayangkan rusaknya vegetasi yang tumbuh di kompleks taman Benteng Vastenburg pascapenyelenggaraan Sekaten 2015.
“Rumput di sini mati semua karena tertutup tenda. Taman trotoar di sekitar sini tanamannya juga mati terinjak-injak. Selain itu ditemukan banyak sampah di sekitar pot pedestrian. Bekas solar yang dibuang di rerumputan itu juga sulit ditanami kembali. Harus menunggu kering dulu dan diuruk,” ungkap dia.
Selain rusaknya sejumlah vegetasi dan banyaknya sisa sampah, Bambang membeberkan pihaknya juga menemukan bekas saluran pembuangan toilet sementara yang terbengkalai ditinggalkan penyewa lahan.
“Toilet sebenarnya tidak boleh dibangun sembarangan di sekitar bangunan cagar budaya seperti itu. Apalagi saluran pembuangannya dialirkan ke parit. Kami sudah menyediakan toilet portabel gratis yang dijaga petugas,” beber dia.
Menurut Bambang, taman di pelataran Benteng Vastenburg rentan rusak apabila digunakan untuk jangka panjang seperti Sekaten.
“Ideal acara seperti Sekaten dibatasi. Taman ini lebih cocok untuk ruang publik atau hutan kota. Kalau ada acara di sini cukup satu atau tiga hari saja. Tidak sebulan seperti ini,” keluhnya.
Bambang menyarankan ke depan penyelenggaraan pasar malam Sekaten dipindah ke lokasi lain.