Esposin, SRAGEN — Sejumlah murid SD di Sragen mengaku rindu melakukan praktik pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (PJOK) di sekolah. Selama ini PJOK hanya disampaikan teorinya tanpa ada praktik.
Lintang, murid kelas VI SDN 1 Suwatu, Tanon, Sragen, menilai PJOK lebih menyenangkan jika dipraktikkan dibandingkan hanya disampaikan teorinya. "Selama ini hanya teori di kelas seperti mata pelajaran lainnya. Kalau praktek lebih seru," kata dia kepada Esposin, Senin (13/12/2021).
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Dia mengatakan tidak ada wadah olahraga yang diikuti secara resmi. Dia pernah mendaftar sekolah sepak bola namun belum aktif karena Pandemi Covid-19.
Baca Juga: Sragen akan Lakukan Vaksinasi Anak Usia 6-12 Tahun Mulai Pekan Depan
Guru Kelas IV SDN 3 Gabugan, Al Esa Hanafi, menjelaskan sejauh ini sekolahnya belum berani melaksanakan praktik PJOK. Pasalnya, belum ada petunjuk dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sragen maupun Satgas Penanganan Covid-19 Sragen.
"Kondisi pembelajaran tatap muka [PTM] mash terbatas dan tertib prokes. Pengawas dan satgas sering memantau," jelasnya.
Baca Juga: Aturan Longgar, Tempat Indekos di Sragen untuk Simpan Selingkuhan
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sragen Suwardi menjelaskan mata pelajaran PJOK berjalan dengan pembatasan seperti mata pelajaran lain. Dia belum bisa memastikan kapan praktik PJOK dan kegiatan ekstrakurikuler mulai dilakukan.
“Kami menunggu perkembangan nanti kami rapat dengan Satgas Penanganan Covid-19 Sragen,” kata dia.
PTM sejauh ini masih terbatas tiga jam per hari.