Esposin, SRAGEN — Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo mengeruk sedimen yang memenuhi dasar Sungai Mungkung di Dukuh Mungkung, Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Rabu (26/8/2020).
Berdasarkan pantauan Esposin di lokasi, satu unit ekskavator dikerahkan untuk mengeruk sedimen yang memenuhi dasar anak Sungai Bengawan Solo itu.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Sedimen dari dasar sungai itu diangkat dan ditimbun di tepi sungai di sisi barat. Proses pengerukan sedimen yang sudah berlangsung selama hampir sepekan itu hanya dilakukan di sebelah selatan jembatan sepanjang 150 meter.
Sementara sedimen di sisi utara belum dikeruk meski sudah banyak terbentuk "pulau-pulau" kecil.
3 Pasien Covid-19 di Klaten Sembuh, Tapi Pasien Baru Tambah 5
"Pengerukan sedimen di Sungai Mungkung itu adalah program pemeliharaan sungai yang dilaksanakan BBWS Bengawan Solo. Sementara ini, sedimen yang dikeruk panjangnya hanya 150 meter," papar Kepala Desa Jetak, Siswanto, kepada Esposin.
Siswanto mengakui sedimen di dasar Sungai Mungkung tepatnya di sisi utara jembatan juga mendesak dikeruk. Dia menilai banyaknya sedimen yang menumpuk membuat daya tampung air di sungai menjadi berkurang.
Meluap
Hal itu menjadi kekhawatiran tersendiri saat musim hujan tiba. Pasalnya, tingginya intensitas hujan membuat air kerap meluap ke area permukiman penduduk di sekitar aliran Sungai Mungkung Sragen."Saya sudah coba tanyakan mengapa sedimen di sisi utara tidak dikeruk sekalian. Alasannya karena keterbatasan anggaran dan waktu pelaksanaan. Kami lalu diminta membuat proposal lagi supaya sedimen itu dikeruk lagi ke BBWS Bengawan Solo," ucap Siswanto.
Sedimen yang menumpuk di dasar Sungai Mungkung dianggap sebagai salah satu penyebab air meluap ke jalan raya dan permukiman penduduk pada musim hujan lalu. Sedimen yang berada di dasar sungai itu berbentuk layaknya pulau-pulau kecil.
Dapat Puluhan Juta dari Live Bugil, Bidan Puskesmas Diperiksa Polisi
Pada bagian tengahnya terdapat aliran air. Di tepi sungai itu, sampah rumah tangga menumpuk. Meski sudah ada papan larangan membuang sampah ke sungai, warga mengabaikan larangan itu.
Siswanto menilai Sungai Mungkung sudah mendesak dinormalisasi karena tingkat sedimentasinya sudah tinggi. Menurutnya, kali terakhir Sungai Mungkung dinormalisasi pada 2013 lalu.
Pengerukan sedimen itu, kata Siswanto, merupakan kewenangan BBWS Bengawan Solo. Ini karena Sungai Mungkung Sragen merupakan anak dari Sungai Bengawan Solo.
"Pada saat ini kondisi sungai sudah sangat dangkal sekali. Itu sebabnya aliran air menjadi tidak lancar sehingga mengakibatkan air sungai meluap ke jalan raya dan permukiman penduduk saat musim hujan tiba," terang Siswanto.