Esposin, SRAGEN - Sebagian warga Desa Jekawal, Kecamatan Tangen, Sragen, belum memiliki sarana mandi cuci kakus (MCK) yang memenuhi syarat kesehatan.
Sebanyak 40% dari 963 kepala keluarga (KK) atau 385 KK di Jekawal masih buang air besar (BAB) di pekarangan rumah mereka.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Kepala Desa (Kades) Jekawal, Sutardi, mengatakan sebagian besar warga hanya membuat sekat sederhana dengan anyaman bambu untuk menutupi lokasi atau lubang pembuangan hajat di pekarangan rumah masing-masing.
“Kami lebih sering menyebut lubang pembungan hajat itu WC Blung. Jadi memang warga Jekawal masih banyak yang belum memiliki fasilitas MCK [mandi cuci kakus] yang sehat. Di WC Blung, kotoran langsung masuk tanah,” kata Sutardi saat dijumpai
Pantauan
“Wilayah yang cukup sehat di Dukuh Jekawal. Di luar Jekawal masih banyak yang menggunakan WC Blung. Karena kebersihan dan sanitasi agak yang terabaikan, kami khawatir kasus diare semakin merebak apalagi saat musim penghujan seperti saat ini. Sebelumnya, saat musim kemarau, ISPA [infeksi saluran pernapasan akut] juga menghantui warga,” imbuh dia.
Sementara itu, salah seorang warga RT021/RW 004 Dukuh, Jekawal, Sugiyarto, 40, mengatakan biaya pembangunan MCK sehat yang dilengkapi dengan jamban dan septic tank, terlalu tinggi. Menurut dia, warga membutuhkan bantuan, minimal untuk menyediakan fasilitas MCK komunal.