Esposin, SRAGEN — Gara-gara belum punya jamban di rumah, sebanyak 21.973 keluarga di Sragen masih buang air besar (BAB) di sembarang tempat.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen Mulyono mengatakan sebenarnya terdapat 65.360 keluarga yang belum memiliki jamban. Namun, 43.387 keluarga di antaranya tidak BAB sembarangan namun memanfaatkan jamban milik saudaranya atau tetangganya.
“Dari 276.656 keluarga di Sragen, 92,21% keluarga sudah tidak BAB sembarangan. Masih ada 7,79% atau 21.973 keluarga yang BAB sembarangan. Kalau tidak BAB di sungai, ya di saluran air, kebun, sawah, pekarangan dan lain-lain,” terang Mulyono saat ditemui
Ia menyebut keluarga yang masih BAB sembarangan itu paling banyak tersebar di Kecamatan Mondokan yakni mencapai 5.164 keluarga. Disusul kemudian Kecamatan Sidoharjo 2.984 keluarga, Kecamatan Sambungmacan 2.070 keluarga, Kecamatan Tanon 1.661 keluarga dan lain-lain.
Hanya dua kecamatan yakni Ngrampal dan Miri yang memiliki prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan tidak BAB sembarangan.
Faktor kemiskinan, kata Mulyono, memang berpengaruh terhadap pola hidup masyarakat. Akan tetapi, kata Mulyono, rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjalankan PHBS menjadi faktor utama banyaknya keluarga yang BAB di sembarang tempat.
”Bagi mereka, BAB itu belum dianggap sebagai kebutuhan pokok. Sebetulnya kalau mereka ada kemauan, mereka pasti bisa bangun jamban. Minimal jamban sehat semipermanen (JSSP). Asalkan jamban semipermanen itu selalu ditutup rapat pada bagian lubangnya, penularan penyakit bisa ditanggulangi,” terang Mulyono.
Ditemui terpisah, Sekretaris DKK Sragen Hargiyanto mengatakan Pemkab Sragen berencana menyalurkan bantuan pembangunan jamban pada tahun ini. Usulan itu sudah disampaikan dalam pembahasan APBD Perubahan 2016.