Esposin, SRAGEN — Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sragen, Tatag Prabawanto, tidak percaya data yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) setempat mengenai jumlah keluarga di Bumi Sukowati yang belum memiliki jamban.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Menurut Tatag, data dari DKK mengenai jumlah warga yang belum memiliki jamban harus segera divalidasi. “Memang masih ada keluarga di Sragen yang belum memiliki jamban, namun kalau jumlahnya mencapai 70.793 keluarga, tentu data ini perlu dipertanyakan. Masak zaman sudah modern seperti ini, masih banyak yang tidak memiliki jamban,” katanya saat ditemui Esposin di kantornya, Jumat (13/3/2015).
Dia juga mengatakan DKK diharapkan bisa melakukan pendataan dan inventarisasi warga yang belum memiliki jamban. Menurutnya, pendataan ini sangat penting supaya dalam membuat kebijakan bisa lebih mudah.
DKK sebagai lembaga yang bertanggung jawab mengenai kesehatan warga tentunya harus menganggap penting permasalahan ini. Selain itu, puskesmas yang ada di setiap kecamatan juga harus menjadi ujung tombak dalam sosialisasi bebas Open Defication Free (ODF) atau setop buang air besar di sembarang tempat.
Dia menambahkan Pemkab rencananya memberikan bantuan bagi warga untuk membuat jamban. Hal itu akan diusulkan di APBD Perubahan 2015 yang dibahas pertengahan tahun ini.
“Kalau nilainya kami usulkan Rp1 juta per keluarga, tetapi untuk jumlah penerima kami belum tahu,” ujarnya.
Menurut dia, DKK juga harus bisa lebih detail dalam menentukan mana keluarga dan mana rumah. Karena, satu rumah biasanya diisi beberapa keluarga.
Sekda mengusulkan pendataan berdasar rumah, bukan keluarga. “Di perdesaan biasanya kan satu rumah di tempati beberapa keluarga, seharusnya yang didata bukan keluarga, tetapi rumahnya,” tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak 70.793 KK di Kabupaten Sragen belum memiliki jamban. Sementara itu, yang belum bisa mengakses jamban sebanyak 27.228 KK.
Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, Retno D.K., mengatakan saat ini masih banyak warga di Bumi Sukowati yang belum memiliki jamban atau belum bisa mengakses jamban. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, yaitu karena keterbatasan ekonomi maupun warga belum sadar terhadap pentingnya membuang air besar di jamban yang bersih.