Esposin, SOLO--San Andreas, geng yang tiga anggotanya menganiaya dua suporter dengan senjata tajam (sajam) beberapa waktu lalu memiliki 50-an anggota yang tersebar di beberapa daerah di Soloraya. Geng itu terbentuk karena terinspirasi dari salah satu gim.
Menyikapi hal tersebut, Kapolresta Solo, Kombes Pol Iwan Saktiadi menyampaikan bahwa geng itu ilegal dan pihaknya akan memberangus habis geng yang sempat menimbulkan keresahan bagi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) Solo.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Hal itu disampaikannya saat jumpa pers perihal penangkapan pelaku penganiayaan menggunakan sajam di Mapolresta Solo, Jumat (9/8/2024) siang.
“Saya nyatakan dengan tegas, barangsiapa yang masih terafiliasi dengan kelompok ini dan kami dapati setelahnya maka hukum yang akan berbicara. Kami akan tindak tegas,” kata dia.
Seluruh anggota geng yang jumlahnya 51 orang itu akan diperiksa satu per satu. Hal itu perlu dilakukan untuk mencegah kejadian yang sama terulang. Mengingat pula, lanjut Kapolresta Solo, mereka tidak memiliki kegiatan selain berkumpul, meminum minuman keras, kemudian mencari korban sasaran kekerasan.
Lebih lanjut, Kapolresta Solo menyampaikan bahwa salah satu pendiri geng itu, CP merupakan residivis yang sebelumnya melakukan tindak kriminal serupa yakni menganiaya korban menggunakan paving block. Dengan penangkapan beberapa waktu lalu, artinya CP sudah dua kali ditangkap karena tindak kriminal yang sama.
“Tiga tahun lalu, pelaku [CP] menganiaya menggunakan paving block yang menyebabkan korban terluka cukup parah. Dan yang bersangkutan juga terlibat penadahan barang hasil tindak kriminal,” kata dia.
Adapun proses perekrutan geng itu, Kapolresta Solo menjelaskan bahwa mereka menggunakan media sosial dengan cara mengampanyekan keberadaan geng ini untuk kemudian menarik anggota baru secara acak.
Diketahui, CP, bersama dua temannya RRN dan AAM yang juga merupakan pelaku penganiayaan terhadap dua suporter itu turut ditangkap Polresta Solo beserta barang bukti berupa kaus seragam berwarna hitam dengan tulisan “San Andreas" di bagian belakangnya dan tulisan “AK47” di bagian depan. Tak hanya itu ada pula clurit dan pisau yang dipakai untuk menganiaya korban.
Dalam kesempatan yang sama, tepatnya saat sesi tanya jawab bersama para awak media, CP yang merupakan inisiator pembentuk geng San Andreas mengatakan bahwa geng itu terbentuk sekitar 4-5 bulan yang lalu. Geng itu, kata CP, terinspirasi dari salah gim dan bertujuan membentuk persaudaraan.
“Basecamp-nya di Jl Juanda [Pucangsawit],” kata saat ditanya titik kumpul anggotanya.
Sementara, anggotanya sendiri sudah tersebar selain di Solo juga di berbagai daerah termasuk, Karanganyar, Sukoharjo, Masaran, Solo Baru, dan Kartasura.
“Paling banyak ada di Karanganyar, kira-kira 20-30 orang,” kata dia saat ditanya jumlah anggota terbanyak tersebar di mana. Para anggota itu memiliki berbagai latar belakang, ada yang masih sekolah hingga sudah bekerja.