SRAGEN--Menyambut musim kemarau di Musim Tanam (MT) III, petani di Dukuh Tewel, Desa Mojorejo, Kecamatan Karangmalang, Sragen, membuat sumur bor.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Petani berharap sumur bor yang pembuatannya menghabiskan dana sekitar Rp40 juta itu mampu menjadi solusi gagal panen MT III di wilayah tersebut.
Salah satu petani dari Kelompok Tani Ngudirejeki, Dukuh Tewel, Desa Mojorejo, Karangmalang, Sragen, yang membuat sumur bor, Saelan Shinoyama, mengatakan setiap kali MT III, petani di wilayahnya sering gagal panen. Pasalnya, setiap kali MT III, area persawahan di sekitar Dukuh Tewel tak pernah dialiri air.
Menurutnya, saat MT III, petani tetap menanam padi, namun hasilnya tak maksimal. Bahkan, tak sedikit yang terpaksa gagal panen karena sama sekali tak ada air.
“Petani di daerah sini selalu enggak bisa memanen hasilnya. Semoga dengan sumur bor ini mereka bisa memanen hasil tanamannya karena kebutuhan air tercukupi,” tuturnya saat ditemui di area persawahannya, awal pekan kemarin.
Sumur bor yang dibuat di tengah sawah itu, menurut Saelan mampu menghasilkan air bervolume besar. Ia mengklaim sumur yang dibuatnya sebulan lalu itu mampu memenuhi kebutuhan air untuk area persawahan seluas 10 hektare. Setiap 3500 meter persegi area persawahan bakal dialiri air sepekan sekali dengan waktu sekitar empat jam.
“Beroperasi sekitar empat jam sudah bisa mencukupi kebutuhan area persawahan seluas 3500 meter persegi,” terangnya.
Petani Mojorejo lainnya, Romoyono, menambahkan beberapa tahun lalu setiap kali MT III, petani selalu ogah-ogahan menanam padi. Mereka lebih memilih tak bercocok tanam karena lebih banyak merugi.
“Kalau ada sumur bor ini sepertinya enggak bakal ada yang gagal panen. Soalnya daerah sini [area persawahan Tewel] termasuk lahan yang bagus untuk pertanian,” tegasnya.