SOLO--Pembangunan puluhan selter baru pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Manahan, Solo, belum dilengkapi dengan fasilitas saluran pembuangan air yang memadai.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Hal itu diketahui saat jajaran Komisi III DPRD Kota Solo melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke kawasan Manahan Solo untuk melihat pembangunan selter-selter PKL, Kamis (2/8/2012).
Proyek selter PKL tersebut didanai APBD Kota Solo 2012 sekitar Rp390 juta. Menurut anggota Komisi III DPRD Kota Solo, Ana Budiarti, tidak memadainya saluran pembuangan air tersebut dikhawatirkan dapat memunculkan persoalan terhadap kondisi kawasan tersebut, khususnya dengan adanya penumpukan sampah dari sisa-sisa makanan atau minuman yang nantinya dibuang oleh para PKL di kawasan itu.
“Sangat dimungkinkan para PKL akan membuang sisa-sisa makanan atau minumannya di saluran air yang ada di belakang selter mereka. Ini [di belakang selter] ada, tapi ukurannya kecil. Lha, nanti kalau sampahnya banyak dan saluran itu tidak bisa mengalir tentunya akan menumpuk. Bisa saja nanti malah muncul genangan air kalau musim hujan karena penumpukan itu,” ujar Ana saat bersama jajaran Komisi III DPRD Kota Solo saat sidak.
Sekretaris Komisi III, Quatly Abdulkadir Alkatiri yang saat itu ikut dalam sidak tersebut, membenarkan perlunya penyediaan saluran pembuangan di selter-selter tersebut. “Ya kalau memang tidak memadai, nantinya sulit,” katanya.
Sayangnya, saat sidak, tidak terlihat pengawas ataupun direksi dari rekanan Pemkot yang mengerjakan proyek tersebut. Ketua Komisi III, Honda Hendarto, berharap nantinya selter-selter tersebut dapat dilengkapi dengan fasilitas saluran pembuangan air yang memadai. "Ya nanti akan kami beri masukan ke DPP [Dinas Pengelolaan Pasar] selaku pengguna anggaran untuk pembangunan selter-selter PKL ini,” kata Honda.