Esposin, SOLO--Acara berkemah yang menyebabkan salah satu siswa MTsN 1 Solo meninggal dunia di Bumi Perkemahan (Bumper) Sekipan, Tawangmangu, Karanganyar, Selasa (21/5/2024) itu bukan acara resmi MTsN 1 Solo.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Kepala Madrasah bidang Humas MTsN 1 Solo, Budi Santoso, saat dihubungi Esposin, Selasa (21/5/2024).
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Sebelumnya, Esposin juga telah mendatangi MTsN 1 Solo di Jl MT Haryono No.24D, Mangkubumen, Banjarsari. Tampak suasana duka menyelimuti gedung madrasah tersebut karena di bagian depan bangunan, tepatnya di area parkir terpasang bendera merah yang menjadi penanda duka.
Salah satu petugas di MTsN 1 Solo juga mengatakan bahwa Kepala MTsN 1 Solo dan jajarannya tidak bisa ditemui karena sedang berada di rumah duka di Tegalrejo, Ceper, Klaten.
Budi Santoso menyampaikan acara yang menyebabkan salah satu siswa meninggal dunia itu merupakan acara yang diinisiasi oleh pelajar sendiri secara diam-diam.
“Namun, ada salah satu orang tua siswa yang mengabarkan ke wali kelas dengan tujuan membatalkan acara tersebut. Akhirnya anak-anak dipanggil, khususnya Mas Sa'dan [korban] yang menjadi team leader-nya,” ungkap dia.
Hasil dari pemanggilan tersebut, para siswa bersepakat untuk membatalkan kegiatan tersebut hingga pelepasan atau wisuda pelajar di gelar oleh pihak MTsN 1 Solo. Setelah itu juga, tetap ada dua orang tua yang mendatangi madrasah dan meminta acara tersebut dibatalkan.
“Tapi, pas H-1 [dari kejadian], orang tua mengabarkan bahwa nekat [mengadakan acara tersebut], dengan pendampingan satu orang tua dari siswa, dan akhirnya mereka berangkat,” jelas Budi.
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa Sa'dan Anasta Naim yang merupakan korban itu tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya. Dan pada malam sebelum kejadian itu segala aktivitas juga tampak baik-baik saja. Dia kemudian tidur terlebih dahulu dibandingkan dengan teman-teman.
“Namun, saat salat subuh, pukul 05.00 WIB, yang lainnya bangun untuk salat, Mas Sa'dan sulit untuk dibangunkan. Karena tidak ada kecurigaan ya yang lainnya salat,” ungkap Budi.
Namun, karena yang biasanya Sa'dan tidak pernah ketinggalan salat subuh, dan baru ini ia meninggalkan salat subuh berjamaah, bahkan hingga siang menjelang pun sekitar pukul 06.00 WIB, ia belum juga bangun, sehingga membuat teman-temannya curiga.
“Akhirnya, salah satu temannya memanggil orang tua yang mendampingi. Dan ketika didatangi, kelihatannya sudah tidak bernapas. Untuk memastikannya dibawalah ke Puskesmas Tawangmangu, dan hasil akhirnya diketahui bahwa Mas Sa'dan sudah tiada,” ungkap dia.
Pihak MTsN 1 Solo sendiri, lanjut Budi, baru mengetahui bahwa ada kejadian itu setelah salah satu orang tua siswa lainnya memberitahukan ke MTsN 1 Solo.
Saat Esposin tanyakan perihal apakah biasanya MTsN 1 Solo biasanya menggelar acara study tour atau acara sejenis lainnya, Budi menjawab bahwa MTsN 1 Solo hanya menggelar secara resmi wisuda kelulusan pelajar dan tidak pernah menggelar study tour setelah kelulusan.
Budi juga menambahkan bahwa pihak MTsN 1 Solo turut berbela sungkawa. Sa'dan Anasta, lanjut Budi, merupakan salah satu pelajar terbaik yang ada di MTsN 1 Solo.
“Buktinya, Mas Sa'dan ini lolos tes Taruna Nusantara Magelang, yang tidak semua orang bisa masuk di dalamnya. Sudah tes sampai terakhir, lolos semua, dan hari ini pengumuman. Qadarullah, Allah lebih sayang dengan Mas Sa'dan,” jelas dia.