Informasi yang dihimpun espos.id, korban bernama Triyono, 62, adalah seorang tukang kayu. Dulu, ia pernah menjadi pembantu Modin Desa Duwet. Triyono menderita sakit paru-paru basah yang tak kunjung sembuh sejak beberapa waktu lalu. Berdasarkan informasi, ia telah berobat ke RS PKU Muhammadiyah Delanggu. Selain itu, ia juga berobat ke Puskesmas Wonosari. Belum sembuh juga, Triyono mencoba berobat ke RS Paru di Jajar, Laweyan, Solo.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
“Setelah itu dia berobat ke RSUD Dr Moewardi, Jebres, Solo. Tepat sepekan lalu ia pulang ke rumah. Lalu tadi saya mendapat kabar kalau ia sudah meninggal,” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya kepada espos.id, Jumat siang.
Warga tersebut menambahkan, keadaan ekonomi keluarga yang masuk kategori kurang mampu kemungkinan menjadi salah satu alasan bagi Triyono untuk mengakhiri hidupnya. Selain itu, nanah dari paru-paru sudah mulai keluar dari tubuh Triyono.
“Saya rasa, penanganan penyakit Pak Triyono kurang cepat. Jadi, saat diperiksa dokter, kondisi terlanjur memburuk,” kata dia.
Kapolsek Wonosari, AKP Marjuki, ketika dihubungi espos.id, Jumat, mengatakan korban masih hidup setelah dievakuasi dari sumur. Tim dokter kemudian berusaha merawat dan menyelamatkan nyawa korban. Namun, korban akhirnya meninggal sekitar sepuluh menit setelah diangkat dari sumur.
“Setelah kami periksa, tidak ada tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan. Jenazah kemudian kami serahkan kepada keluarga untuk diurus dan dimakamkan,” ujarnya.