Esposin, SOLO--RW 008 Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Solo mendapatkan penghargaan Program Kampung Iklim (Proklim) Utama dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Penghargaan itu diserahkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kepada Sekretaris Daerah Solo Budi Murtono di Jakarta, Jumat (9/8/2024). Budi didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Solo, Kristiana Hariyanti, dan perwakilan warga RW 008 Pajang.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Selain Kelurahan Pajang, Pemerintah Kota Solo mendapatkan Penghargaan Apresiasi Pembinaan Proklim 2024. KLHK memberikan penghargaan Proklim pada 89 entitas di Festival LIKE 2 di Jakarta Convention Center, Jumat lalu.
Lurah Pajang, Supyanto, mengatakan RW 008 Pajang memiliki sejumlah program sehingga mendapatkan apresiasi dari KLHK, antara lain menjaga kebersihan udara dengan melestarikan pohon dan taman, serta program ketahanan pangan di mana masyarakat memanfaatkan kebun atau pekarangan.
“Kemudian ada program terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, masyarakat rutin membersihkan lingkungan, berbagai penyakit dan pencemaran air tidak terjadi. Gotong royongnya bagus, mereka mempercantik kampung dengan mural pada tembok,” jelas dia kepada Esposin, Selasa (14/8/2024).
Menurut dia, banyak warga RW 008 Pajang yang peduli dan sadar mengenai perubahan iklim. Pemerintah Kelurahan Pajang selalu mendampingi warga dalam berbagai kegiatan termasuk menjalankan Proklim.
Wali Kota Solo Teguh Prakosa menjelaskan Proklim bisa dimulai dengan mengurangi sampah pangan yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo dengan diolah menjadi pupuk. Pupuk untuk mencukupi nutrisi pohon termasuk sayuran.
“Kalau nanti setiap kampung menjalankan Proklim, saya kira inflasi yang disebabkan kebutuhan pokok bisa dikendalikan. Tinggal kebutuhan pokok lain seperti beras dan gula yang tidak bisa diproduksi warga di Solo,” papar dia, Selasa (13/8/2024) petang.
Teguh menjelaskan menjadikan masyarakat sadar mengenai perubahan iklim membutuhkan proses panjang. RW 008 Pajang bisa menjadi inspirasi kampung-kampung lainnya untuk menjadikan lingkungan asri dan upaya ketahanan pangan keluarga dengan menanam sayuran.
Proklim telah berjalan selama 13 tahun sejak 2012. Program ini dilaksanakan secara konsisten sebagai upaya masyarakat Indonesia untuk mewujudkan pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim, khususnya di tingkat tapak.
KLHK mencatat per Juli 2024, Proklim yang terbentuk telah mencapai sebanyak 10.113 unit. Provinsi dengan pengusul terbanyak pada 2024 adalah Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Menteri LHK Siti Nurbaya menjelaskan Proklim merupakan bagian dari komitmen dan kontribusi Indonesia dalam upaya pengendalian perubahan iklim global khususnya peran dari Non-Party Stakeholder (NPS) sebagaimana dituangkan dalam Glasgow Climate Pact dan Sharm el Sheik Implementation Plan.
“Penghargaan yang diberikan ini merupakan pengakuan atas kerja keras dari pelaksana ProKlim, kepala daerah yang telah menjalankan fungsi pembinaan dengan baik, serta dunia usaha, perguruan tinggi dan yayasan yang mengambil peran aktif dalam mendukung dan mendampingi pelaksanaan ProKlim di akar rumput,” jelas dia melalui laman resmi KLHK.
Siti menambahkan terdapat tiga upaya percepatan pencapaian target ProKlim yaitu sosialisasi dan bimbingan teknis; pencatatan data oleh enumerator Proklim; dan rekonseptualisasi Proklim.