Esposin, SUKOHARJO--Rumah yang terletak di tengah benteng kuno yang dijebol warga di Desa Singopuran, Kecamatan Kartasura diperkirakan dihuni keluarga patih saat masa Keraton Kartasura.
Rumah berasitektur Jawa kuno itu sempat menjadi lokasi program misteri uji nyali di televisi lantaran terkesan angker.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Lahan kompleks Dalem Singopuran diperkirakan seluas 5.000 meter. Dahulu, lahan dan bangunan rumah itu milik keturunan kerabat keluarga Keraton Kartasura.
Pemilik lahan lama bernama Sri Asih. Setelah meninggal dunia, ahli warisnya menjual lahan dan bangunan rumah itu kepada Sudino yang beralamat di Jalan Kramat Lubang Buaya, Jakarta Timur. Namun, sehari-hari, Sudino tinggal di Sambi, Kabupaten Boyolali.
Selama puluhan tahun, bangunan rumah itu tak dihuni. Kesan angker dan mistis menyeruak saat Esposin menyambangi bangunan rumah.
Baca Juga: Kata BPCB Soal Benteng Kartasura Dirusak Lagi: Pelaku Terancam Penjara
Ada dua patung ganesha di bagian depan rumah. Tidak ada perabotan rumah tangga maupun perkakas di dalam rumah.
“Bangunan rumah ini berdiri berbarengan dengan benteng yang mengelilingi rumah. Sudah ratusan tahun lalu. Rumah sudah lama kosong. Warga setempat paham jika rumah kuno ini berbau mistis,” kata Sekretaris Desa Singopuran, Setiawan, Jumat (8/7/2022).
Pria yang akrab disapa Iwan itu menyampaikan bangunan rumah kuno itu menjadi lokasi program misteri uji nyali pada beberapa tahun silam.
Kala itu, program uji nyali menjadi salah satu acara televisi yang mampu menguasi rating dan sempat booming pada awal 2000.
Para peserta uji nyali di dalam bangunan rumah kuno adalah warga setempat.
Baca Juga: Tembok Kartasura Dijebol Lagi: Usia 277 Th, Bekas Rumah Patih Keraton
Mereka penasaran dan ingin membuktikan penampakan roh halus di dalam bangunan rumah.
“Saat itu, saya masih kecil. Lokasi uji nyali di bagian belakang bangunan rumah. Saya juga ikut menonton di lokasi,” kata dia.
Iwan menyebut perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo bertemu langsung dengan pemilik lahan pada akhir pekan lalu. Pemilik lahan diwanti-wanti agar tidak merusak bangunan benteng yang telah didaftarkan sebagai objek diduga cagar budaya.
“Awalnya, kami hanya tahu ekskavator masuk ke lokasi lahan. Mungkin pemilik lahan hendak meratakan tanah kosong dan pepohonan di dalam benteng. Ternyata, alat berat itu digunakan untuk menjebol benteng kuno.”
Sementara itu, anak pemilik lahan, Bagas, mengatakan pembongkaran benteng dilakukan lantaran kondisi bangunan benteng kerap roboh. Bangunan benteng bata kuno itu mengelilingi rumah sepanjang lebih dari 100 meter. Dia berinisiatif merobohkan bangunan benteng untuk dibangun ulang dengan konstruksi bangunan yang lebih kokoh.
Baca Juga: Benteng Kartasura Dijebol Lagi oleh Warga: Ini Kata Bupati Sukoharjo
Bagas juga tak mengetahui ihwal benteng kuno itu yang berstatus objek diduga cagar budaya dan telah didaftarkan dalam sistem registrasi nasional.
“Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa saat benteng roboh. Selama ini, tidak ada surat dari instansi terkait soal apakah benteng kuno itu masuk cagar budaya atau bukan,” kata dia.