Esposin, SOLO--Banyaknya kasus kardiologi menjadi salah satu alasan Pemkot Solo dan pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) membangun Rumah Sakit Kardiologi Emirates-Indonesia di Solo.
Selain itu, Rumah Sakit Kardiologi Emirates-Indonesia untuk mendukung pengembangan medical tourism Kota Solo. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Solo Siti Wahyuningsih ditemui di kantornya, kompleks Balai Kota Solo, Senin (30/10/2023).
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
"Rumah sakit kardiologi itu usulan bersama [Pemkot Solo dengan pemerintah UEA]" jelas Ning, sapaan akrabnya.
Menurut dia, pasien dengan kasus kardiologi tertentu dirujuk sesuai tahapan BPJS. Misalkan dirujuk ke RSUD Dr Moewardi Solo atau RSUP Dr Kariadi.
"Sekarang pasien rujukan antre. Semakin banyak pilihan akan menguntungkan pasien. Pangsa pasarnya tidak hanya Solo namun seluruh Indonesia. Daripada ke Singapura ke sini dulu," ujar dia.
Ning menjelaskan Rumah Sakit Kardiologi Emirates-Indonesia untuk mengembangkan medical tourism. Rumah Sakit Kardiologi Emirates-Indonesia merupakan hospital tourism.
"Medical tourism artinya orang berduit untuk mengakses kesehatan, kami tarik ke sini. Kami kemas, kami menjual tak hanya layanan kesehatan," jelasnya.
Menurut dia, Kota Solo tak punya sumber daya alam. Pemkot Solo harus menjadikan Kota Solo sebagai tempat rujukan medical tourism maupun Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE).
"Bicara tourism kami punya dua keraton, jamu, produk herbal, musik keroncong. Bicara wellness kompleks, belajar membatik, mendengarkan keroncong, sintren, kami punya master plannya," ungkap dia.
Sebelummya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri negara Uni Emirat Arab (UEA) Ahmed Ali Al Sayegh menandatangani perjanjian kerja sama untuk memfasilitasi pembangunan Rumah Sakit Kardiologi Emirates-Indonesia, Rabu (25/10/2023).
Penandatanganan perjanjian kerja sama tersebut disaksikan secara langsung oleh Dubes RI untuk UEA, Husin Bagis di Kementerian Luar Negeri UEA dan Dubes UEA untuk Indonesia dan Dubes Non-Residen untuk Republik Demoratik Timor Leste, Abdullah Salem Aldhaheri bertempat di Kementerian Kesehatan, Jakarta.
Rumah sakit tersebut rencananya dibangun dengan 100 tempat tidur dan dioperasikan khusus untuk spesialisasi jantung/kardiovaskular. Rencananya rumah sakit tersebut diselesaikan pada Oktober 2024.