Pembangunan jembatan yang membutuhkan biaya Rp3,5 miliar tersebut akan dilakukan oleh Pemkab Klaten dan Pemkab Sukoharjo. Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Klaten, Abdul Mursyid, menjelaskan proses perbaikan jembatan dilakukan pada 2012 ini. Perbaikan jembatan itu seharusnya ditanggung Pemprov Jawa Tengah. Namun, karena berada di jalur perbatasan, maka perbaikan dilakukan oleh dua kabupaten.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
”Pemprov Jawa Tengah menanggung biaya pembangunan rangka bajanya. Sementara Pemkab Klaten menanggung beban perbaikan abutment yang mengarah ke Klaten. Pemkab Klaten menyediakan kebutuhan anggaran untuk itu dalam APBD 2012,” jelas Abdul saat ditemui wartawan, Kamis (12/1/2012).
Sementara untuk penyelenggaraan lelang proyek akan dilakukan oleh Pemkab Sukoharjo. Jembatan di perbatasan Klaten-Sukoharjo tersebut dibangun pada 1971. Jembatan tersebut ambrol pada Juli 2011 lalu lantaran dilewati truk pasir.
Setelah jembatan ambrol, untuk menyeberang menuju wilayah Sukoharjo masyarakat Klaten memanfaatkan jembatan darurat yang terbuat dari bambu dan dikelola secara swadaya oleh masyarakat sekitar. ”Jembatan darurat pengganti Jembatan Brambang memiliki panjang 40 meter. Jembatan tersebut dibuat secara swadaya oleh masyarakat. Hanya bisa dilewati kendaraan roda dua,” tuturnya.
Rencana pembangunan atau perbaikan jembatan pada 2012 ini juga akan dilakukan di Jembatan Kalikebo di Dusun Bridolor, Desa Kalikebo, Kecamatan Trucuk. Dana yang dialokasikan dalam APBD 2012 senilai Rp1 miliar untuk perbaikan jembatan sepanjang 10 meter dengan lebar enam meter tersebut.
JIBI/SOLOPOS/Taufiq Sidik Prakosa