Esposin, SOLO—Putra Ketua DPC PDIP Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, Rheo Fernandes, ternyata pernah tiga kali menolak usulan agar dirinya maju sebagai calon anggota DPRD Solo. Alasannya, karena sang ayah masih memimpin Kota Solo.
Hal itu diakui Rheo saat diwawancara Esposin, Minggu (29/1/2023). Dia merinci kali pertama diusulkan kader PDIP untuk maju Pemilu Legislatif pada 2009. Tapi, saat itu dia menolak karena sang ayah menjadi Wakil Wali Kota Solo.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Begitu juga pada Pemilu 2014 nama Rheo kembali terjaring sebagai bakal caleg DPRD Solo. Namun lagi-lagi dia menolak itu karena Rudy menjabat sebagai Wali Kota Solo. Terakhir pada Pemilu 2019 Rheo juga menolak untuk nyaleg.
Alasan dia sama, sang ayah masih menjabat sebagai Wali Kota Solo. “Iya mas [tiga kali menolak maju sebagai caleg DPRD Solo]. Dulu 2009 bapak jadi Wawali, saya tidak mau. Lalu pada 2014 dan 2019 bapak jadi Wali Kota,” tutur dia.
Rheo menjelaskan sikapnya menolak maju sebagai caleg DPRD Solo karena tak ingin dikait-kaitkan dengan ayahnya yang jadi pemimpin Solo. “Kalau Bapak jadi Wali Kota, saya anggota legislatif podo wae ngeret-eret bapak,” urai dia.
Ihwal sikap Rheo yang menolak mengikuti tahapan penjaringan bacaleg dalam beberapa kali Pemilu Legislatif juga diakui Ketua PAC PDIP Jebres, Honda Hendarto. Menurut dia Rheo tak mau karena ayahnya menjabat Wali Kota Solo.
“Dulu sudah kejaring, pas Pemilu 2019, dan pemilu sebelumnya lagi. Tapi Mas Rheo tidak mau mengikuti tahapan penjaringan. Tidak mau berkaitan dengan Pak Rudy masih menjabat Wali Kota. Saya tanya alasannya itu,” ujar dia.
Honda menjelaskan sikap Rheo yang menolak maju sebagai caleg ketika sang ayah menjabat Wawali dan Wali Kota Solo terkait etika berpolitik. Sikap penolakan itu setahu Honda murni buah pemikiran Rheo, bukan karena disuruh Rudy.
“Pak Rudy tidak melarang. Tapi dengan kesadaran keluarganya Mas Rheo sendiri, bilangnya begitu. Wah ora enak bos Pake jik njabat Wali Kota, nek aku dadi dewan mengko piye di mata masyarakat,” ungkap Honda menirukan Rheo.
Honda juga mengatakan saat itu Rheo menyatakan siap untuk maju sebagai caleg DPRD Solo bila sang ayah tak lagi menjadi Wali Kota Solo. “Besok saja nek Pake wes ora dadi Wali Kota, aku ora popo. Dia bilang begitu,” kata dia.
Disinggung apakah sikap Rheo merupakan bentuk penolakan atau keengganan disebut sebagai politikus aji mumpung, Honda tidak menampik itu. Tapi, menurut dia, Rheo tidak pernah secara implisit mengatakan hal tersebut.
“Tidak menyebut implisit ndak dilokne aji mumpung. Tapi dia bilangnya seperti itu, ndak dikira ndak punya etika dan sebagainya. Tidak mau terbebani masalah itu. Tidak mau dikira memanfaatkan Pake [sang ayah],” jelas Honda.