Esposin, KLATEN -- Sebanyak 256 pedagang di Pasar Tanjung, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah mendadak mogok berjualan di pasar setempat, Senin (17/1/2022) pagi.
Para pedagang protes terhadap kenaikan retribusi yang ugal-ugalan mulai berlaku sejak awal tahun 2022.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Esposin, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten melalui Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Disdagkop dan UKM) Klaten menaikkan retribusi pedagang di Pasar Tanjung pada awal tahun 2022.
Baca Juga : Bansos Tunai Diperluas, Nelayan hingga PKL Terima Rp600.000 Per Bulan
Di Pasar Tanjung Klaten terdapat 96 kios dan beberapa los. Kios di Pasar Tanjung ukuran 3 meter x 3 meter. Sedangkan, los di Pasar Tanjung ukuran 1,5 meter x 1,5 meter.
Mengawali tahun 2022, retribusi kios di Pasar Tanjung Klaten naik dari 35.000 per meter persegi menjadi Rp90.000 per meter persegi. Sedangkan, kenaikan retribusi los berawal dari Rp30.000 per los menjadi Rp67.500 per los.
Jauh sebelum diberlakukan kenaikan harga retribusi, paguyuban pedagang di Pasar Tanjung Klaten sudah berusaha menemui Lurah Pasar Tanjung, Sri Mulyani, sebanyak tiga kali.
Baca Juga : Gempa Bumi Magnitudo 5,4 Guncang Lebak Banten
Dalam pertemuan itu, pedagang meminta agar kenaikan retribusi direvisi. Para pedagang tetap berharap Pasar Tanjung Klaten berada di kelas II.
Namun, permintaan tersebut tak memperoleh titik terang. Danang Sujatmiko mengatakan para pedagang keberatan dengan kenaikan retribusi yang terlalu tinggi.
"Sebelumnya, memang ada info perwakilan pedagang ingin ke Klaten [Disdagkop dan UKM Klaten]. Tapi, hari Minggu [16/1/2022] kemarin ada pertemuan dengan Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Juwiring. Hasil pertemuan itu yang akan ke dinas dari Bu Lurah dan unit pelaksana teknis dinas (UPTD). Hari ini, diliburkan sekalian," kata Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Tanjung, Danang Sujatmiko, saat ditemui wartawan di kompleks pasar setempat, Senin (17/1/2022) pagi.
Baca Juga : 10 Berita Terpopuler: 10 Hari Menuju Keputusan Ustaz Yusuf Mansur
Salah seorang pedagang Pasar Tanjung Klaten yang enggan disebutkan namanya mengatakan kenaikan retribusi memberatkan pedagang. Akibatnya, banyak pedagang memilih tak berjualan.
Akibatnya, Pasar Tanjung Klaten menjadi sepi. "Biasanya sangat ramai di pagi hari. Berhubung tak ada yang berjualan, pasar di sini sudah sepi sejak pagi tadi," katanya.
Salah seorang pengunjung Pasar Tanjung Klaten, Wiwik, mengaku kecele saat ingin membeli kebutuhan pokok di Pasar Tanjung. Saat tiba di depan Pasar Tanjung, Wiwik melihat pasar sudah dalam kondisi sepi.
Baca Juga : Awal Pekan Stagnan! Cek Harga Emas di Pegadaian, Senin 17 Januari 2022
"Saya ingin membeli bumbu dan sayuran. Ternyata, pasar sepi. Saya pun penasaran dan berkeliling ke pasar. Ternyata, para pedagang enggak berjualan gara-gara retribusi itu," katanya.