Esposin, SOLO — Sejumlah pedagang memprotes pembangunan Pasar Ngemplak, Banjarsari, Solo, yang dilakukan secara bertahap.
Salah seorang pedagang Pasar Ngemplak, Agung Handoyo, 40, mengatakan para pedagang yang menempati kios atau los di bagian tengah dan belakang pasar merasa terganggu karena sejumlah bahan material sisa pembongkaran kios menumpuk di sekitar kios atau los mereka.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
“Bahan material menutup sejumlah jalan di tengah pasar. Jelas bahan material itu mengganggu proses jual beli,” ujar Agung saat dijumpai Ia mengatakan pembongkaran pasar yang dimulai dari depan mengakibatkan masyarakat menyangka Pasar Ngemplak tutup. Padahal pedagang di bagian tengan dan belakang pasar masih tetap berjualan. Pantauan Pedagang lain, Marsih, 60, mengatakan Pemkot saat ini sudah membangun sejumlah 14 kios semipermanen di depan Pasar Ngemplak. Kios yang dibangun dengan bahan tripleks itu digunakan sebagai kios darurat untuk pedagang di bagian depan.
“Pedagang yang di bagian tengah dan belakang pasar tidak memperoleh jatah [kios darurat],” imbuh Marsih. Masrih mengaku omzet turun selama pembangunan Pasar Ngemplak. Sebagai informasi, renovasi Pasar Ngemplak menelan anggaran sebesar Rp 1,2 miliar. Dana tersebut berasal dari APBD sebesar Rp300 juta dan bantuan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah sebesar Rp 900 juta.