Esposin, BOYOLALI -- Meskipun Sekretaris Daerah (Sekda) Boyolali, Sri Ardiningsih, beserta jajarannya saat ini sudah mulai menempati kantor baru di kompleks perkantoran terpadu Pemkab di Kelurahan Kemiri, Kecamatan Mojosongo, operasionalnya hingga kini belum maksimal. Salah satu penyebabnya adalah belum adanya aliran listrik di gedung baru tersebut.
Informasi yang dihimpun Esposin, Jumat (8/11/2013), penyusunan laporan administrasi, seperti surat-menyurat, yang biasanya dikerjakan dengan menggunakan komputer, sedikit terkendala dengan belum tersedianya aliran listrik tersebut. Sejumlah staf terpaksa harus bolak-balik dari kantor lama di Jl. Merbabu ke kantor baru tersebut jika akan menyusun laporan administrasi itu.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Ditemui wartawan di kantornya, Jumat, Bupati Boyolali, Seno Samodro, mengakui belum tersedianya aliran listrik di kantor baru Sekretariat Daerah (Setda) Boyolali itu. Diakui Bupati, seputar listrik sebenarnya hal yang sangat vital.
“Standarnya [daya listrik] itu yang memang agak sulit. Karena standar di kantor yang baru ini memang agak besar, satu kantor ada yang minta 60.000 [kilovolt ampere]. Padahal di kantor Sekda yang lama hanya 6.000 sampai 10.000 [kvA],” ungkap Bupati.
Menurut Bupati, proses pemasangan daya listrik di kantor baru Setda tentu memerlukan waktu. “Sekarang oleh PLN untuk pasang listrik sebesar itu pasti kan juga butuh proses, karena harus mempersiapkan jaringan dan kabelnya juga khusus,” terang Bupati.
Bupati juga mengakui kebutuhan listrik di kantor baru Setda tersebut di luar perkiraan sebelumnya. “Itu di luar dugaan kami. Karena ternyata untuk kebutuhan listriknya sangat besar walaupun sebagian besar hanya untuk komputer karena untuk penerangan, di kawasan sini rata-rata sudah cukup dengan banyaknya cahaya yang masuk, tidak perlu lampu yang banyak,” imbuh Bupati.