Esposin, SOLO -- Operasi penyakit masyarakat (pekat) yang digelar Polsek Banjarsari di sekitar Terminal Tirtonadi, Gilingan, Solo, Gondang Manahan, dan sekitar Stasiun Balapan, Jumat (27/2/2015) malam, menangkap lima pekerja seks komersial (PSK) yang sedang mangkal menunggu lelaki hidung belang.
Yang mengejutkan dari lima PSK tersebut ada yang nenek-nenek berusia 57 tahun atas nama Sy warga Karanganyar dan Pr, 51, Jebres, Solo.
Sy, mengaku selama ini dia bekerja sebagai pengupas bawang di Pasar Legi. Karena sepi akhirnya coba-coba jadi PSK dan mangkal di sekitar Tanggul Gondang, Manahan, Solo.
"Baru sekitar dua bulan. Karena kupas bawang lagi sepi, saya butuh untuk hidup jadi coba-coba mangkal. Baru dua bulan itu pun jarang ada yang mau. Ini malah tertangkap," ujar Sy kepada Esposin menyesali tindakannya, Sabtu (28/2/2015) di Polsek Banjarsari.
Sedang tiga PSK lainnya, Nn, 43, warga Laweyan, Solo, Sp, 27, warga Wonogiri, dan Rt, 34, warga Purwodadi.
Nn dan Sp mengaku sebagai pemijat, namun juga memberi pelayanan plus. Keduanya menerapkan tarif antara Rp50.000-Rp100.000. "Kalau saya sekali pijat tarifnya Rp100.000 itu sudah termasuk layanan plus-plus," tutur Naning.
Nn mengaku dia kerja seperti itu karena sebagai janda sekaligus orang tua tunggal harus menghidupi kedua orang anaknya yang kelas dua SD dan anaknya yang berusia dua tahun.
"Yang di rumah [Purwodadi] tahunya saya kerja di Solo, tidak tahu kalau kerja seperti ini [psk]," ujarnya.
Kapolresta Solo, Kombes Pol Achmad Lutfhi melalui Kapolsek Banjarsari, Kompol I Ketut Raman mengatakan kegiatan tersebut dalam rangka pemberantasan penyakit masyarakat di wilayah Banjarsari dan Solo.
"Ini kegiatan yang ditingkatkan memberantas penyakit masyarakat agar wilayah Banjarsari kondusif," terang Kanit Reskrim Polsek Banjarsari AKP Supardi mewakili Kapolsek Banjarsari kepada wartawan, Sabtu.
Dijelaskan Supardi, kegiatan operasi pekat dilaksanakan pada Jumat pukul 22.30 WIB, dengan menyisir beberapa tempat mangkal PSK.
“Bahkan kapolsek memberi nama kegiatan ini, operasi rambut panjang, untuk memudahkan koordinasi,” pungkasnya.