Esposin, SOLO — Sebagian SMK di Solo mulai mempersiapkan prasyarat pengajuan izin uji kompetensi siswa 2021, salah satunya dengan mengadakan rapid test.
Di SMK Negeri (SMKN) 7 Solo, sekitar 100 siswa Kelas XII Jurusan Tata Boga mengikuti rapid test deteksi Covid-19 di sekolah setempat, Senin (28/12/2020).
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Salah satu anggota staf humas SMKN 7, Sri Wahyuni menyebutkan rapid test ini merupakan prasyarat untuk bahan pengajuan izin penyelenggaraan uji kompetensi 2021. “Kami pihak sekolah berinisiatif mengadakan rapid test antibodi sebagai salah satu bahan untuk mengajukan izin untuk uji kompetensi 2021,” ujarnya saat ditemui di sela-sela kegiatan.
Mulai 1 Januari 2021 Indonesia Tutup Pintu Bagi WNA, Kecuali…
“Situasi Covid-19 saat ini memang belum membaik. Tapi uji kompetensi tetap kami persiapkan sejak dini. Sehingga jika nanti kondisi sudah berubah membaik dan pihak-pihak pemberi izin memberikan lampu hijau, kami tinggal melaksanakan uji kompetensi,” imbuhnya.
Pengajuan izin penyelenggaraan uji kompetensi ini juga dibarengi dengan persiapan sarana dan prasarana sekolah yang mendukung pencegahan Covid-19.
Pesta Ciu Pagi-Pagi, 4 Pemuda Solo Diciduk Polisi
PTM Ditunda
Rapid test ini rencananya akan dilanjutkan secara bertahap kepada siswa jurusan lainnya yang ada di sekolah itu, yakni Perhotelan, Usaha Perjalanan Wisata, Multimedia, dan Broadcast.Sementara itu, di SMK Mikael, pihak sekolah juga sudah mempersiapkan uji kompetensi. “Tetap kami siapkan. Tapi untuk informasinya belum bisa kami berikan lebih detail karena penanggung jawab bidang bersangkutan sedang tidak berada di sekolah saat ini,” ujar Kepala SMK Mikael, Murdiyanto saat ditemui di sekolah.
Parosmia Jadi Gejala Baru Terinfeksi Covid-19, Apa Itu?
Murdiyanto mengatakan saat ini sebagian siswa dari luar Pulau Jawa sudah datang ke Solo untuk PTM, sebelum ada keputusan penundaan. “Tadinya simulasi PTM di sekolah kami kan akan dilanjutkan dengan penambahan peserta dari luar Solo. Tapi kemudian ada keputusan penundaan itu, sehingga sebagian ada yang sudah terlanjur datang ke Solo. Mereka juga taat. Artinya, selama di sini mereka mengkarantina diri selama dua pekan,” imbuhnya.