Esposin, SOLO — Railbus Batara Kresna hanya mampu mengangkut 60% penumpang dari kapasitas ideal pada hari biasa. Okupansi maksimal moda transportasi Solo-Wonogiri PP itu terjadi saat akhir pekan dan hari libur.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Pantauan Mayoritas gerbong dengan kapasitas 78 tempat duduk dan 68 berdiri itu tampak lengang. Tempat duduk baru terisi separuh saat melintasi Stasiun Kota-Sangkrah. Railbus sama sekali tak mengangkut penumpang saat singgah di Stasiun Sukoharjo. Di Stasiun Nguter, hanya ada empat warga yang menaiki moda bertiket Rp4.000 tersebut. Seorang warga Semanggi, Nunik, 33, mengaku diajak anaknya menaiki railbus untuk liburan. “Ya baru sekali ini. Pengin nyoba sekalian nyenengin anak,” ujarnya saat ditemui Sementara Warsidi, 30, mengaku menyempatkan diri naik railbus setelah kembali dari tempat kerjanya di Jakarta. Turun di Stasiun Purwosari, ia melanjutkan perjalanan ke kampung halamannya di Sukoharjo menaiki railbus. Fenomena ini berbanding terbalik dengan peluncuran railbus sebulan awal. Saat itu, kereta hampir setiap hari dijejali penumpang. Warga bahkan harus mengantre dua jam sebelumnya agar mendapat tiket. Penurunan jumlah penumpang pada hari biasa diakui Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daops VI Jogja, Gatut Sutiyatmoko. “Di luar peak season, okupansinya sekitar 60%,” ujarnya kepada Gatut belum dapat menyimpulkan penyebab turunnya penumpang railbus. Disinggung apakah railbus lebih lekat dengan moda wisata ketimbang moda harian, ia juga belum dapat memastikannya.