Esposin, WONOGIRI — Kekeringan pada puncak musim kemarau di Wonogiri tak hanya melanda wilayah selatan yang sudah langganan tiap tahun. Warga di wilayah perkotaan seperti Kecamatan Wonogiri dan Selogiri pun tak luput terdampak kekeringan dan membutuhkan bantuan air bersih.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Trias Budiono, menerangkan saat ini masih memasuki puncak kemarau. Ada beberapa wilayah yang sudah mengalami kekeringan.
Promosi Beri Kemudahan, Sinergi BRI dan Pelni Hadirkan Layanan Reservasi Tiket Kapal
Sejumlah kecamatan di Kabupaten Wonogiri bagian selatan seperti Giritontro, Giriwoyo, Tirtomoyo, Paranggupito, dan Pracimantoro sudah perlu mendapatkan bantuan air bersih.
Sejak Agustus 2024, bantuan air mulai banyak disalurkan kepada warga-warga terdampak kekeringan. Bantuan itu disalurkan sejumlah instansi atau lembaga.
Beberapa penyaluran bantuan air bersih yang tercatat sejak akhir Agustus 2024 antara lain 80 tangki dari alumni SMAN 2 Wonogiri, 80 tangki dari Dana Siap Pakai BNPB, dan 180 tangki dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
“Pemerintah Kabupaten Wonogiri penganggaran Rp750 juta dari APBD Perubahan 2024 untuk penanganan kekeringan ringan dengan bantuan air bersih,” kata Trias saat dihubungi Espos.id, Minggu (8/9/2024).
Anggaran itu digunakan untuk menyalurkan hampir 3.000 tangki air. Satu tangki berkapasitas 5.000 liter air. Trias belum bisa memastikan berapa desa dan jiwa penduduk yang terdampak kekeringan sekarang ini.
Namun, yang jelas, kekeringan tidak hanya di Wonogiri selatan. Sejumlah warga di Kecamatan Wonogiri dan Kecamatan Selogiri pun sudah mulai membeli air bersih.
”Senin [9/9/2024] kami akan menggelar rapat dengan Pak Bupati dan stakeholders untuk memastikan di mana saja wilayah yang masih rentan kekeringan dan mana saja yang sudah diintervensi,” ucapnya.
Sebelumnya, Trias menyampaikan berdasarkan rekomendasi hasil rapat beberapa bulan lalu, Pemerintah Kabupaten Wonogiri menetapkan 14 kecamatan sebagai daerah status siaga bencana kekeringan. Daerah itu meliputi Eromoko, Manyaran, Giritontro, Giriwoyo, Nguntoronadi dan Pracimantoro.
Selain itu, Paranggupito, Tirtomoyo, Baturetno, Wuryantoro, Jatiroto, Karangtengah, Wonogiri, dan Selogiri. Penetapan status siaga kekeringan di sejumlah wilayah itu berdasarkan pemetaan daerah yang mengalami kekeringan pada kemarau 2023.
Solusi Jangka Panjang
Menurut Trias, meski ditetapkan sebagai wilayah darurat siaga kekeringan, tidak berarti semua desa atau penduduk di kecamatan itu terdampak mengalami kekeringan. Dalam satu kecamatan hanya ada beberapa dusun atau desa yang darurat kekeringan.Di samping itu, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau 2024 ini akan berlangsung sekitar lima bulan. Puncak kemarau terjadi pada Juli-September 2024. Hal ini berarti musim kemarau tidak terlalu panjang seperti pada 2023 yang terdampak El Nino.
“Kami berharap tingkat kekeringan di Wonogiri tidak akan separah tahun lalu. Semestinya begitu,” ujar Trias.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Rehabilitasi Badan BPBD Wonogiri, Mudrik Alfan Harahap, mengatakan saat ini sudah ada sejumlah wilayah yang mengalami kekeringan. Terutama desa-desa yang benar-benar belum terlayani layanan air bersih dari PDAM atau Pamsimas.
Warga secara mandiri membeli air tangki untuk kebutuhan harian. Ada pula bantuan air tangki dari pemerintah, instansi nonpemerintah, dan kelompok masyarakat. Menurutnya, penanganan air bersih dengan tangki hanya solusi jangka pendek.
Pemkab Wonogiri sudah dan sedang berupaya menangani kekeringan ini dengan pipanisasi dari PDAM dan program layanan air bersih dari Dinas Pekerjaaan Umum (DPU) Wonogiri sebagai solusi jangka panjang.
”Seiring tahun, jangkauan layanan air bersih semakin luas. Ini sebagai solusi jangka panjang dari pemerintah. Untuk saat ini, warga-warga di sejumlah wilayah mulai membeli air tangki, terutama mereka yang memiliki ternak,” jelasnya.
Data BPBD Wonogiri, pada 2023 lalu ada 27.751 penduduk di 163 dusun di 12 kecamatan yang terdampak kekeringan. Padahal biasanya hanya beberapa desa di tujuh kecamatan yang terdampak kekeringan.
Sementara itu, Polres Wonogiri pada Sabtu (7/9/2024) juga menyalurkan bantuan 11 tangki air bersih untuk warga Desa Ketos, Kecamatan Paranggupito. Kapolres Wonogiri, AKBP Jarot Sungkowo, mengatakan bantuan ini diharapkan bisa sedikit membantu mengurangi pengeluaran warga untuk membeli air bersih.