Esposin, KLATEN -- Para desainer fashion dari berbagai kota menampilkan karya desain mereka di rangkaian Klaten Fashion Festival (KFF) 2024. Festival tahun ini mengusung tema Heritage in Harmony dengan mengolaborasikan tenun lurik khas Klaten dengan aneka wastra nusantara.
KFF digelar Fashion Designer Klaten (Fadeska) berkolaborasi dengan Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Klaten. Selama dua hari Sabtu-Minggu (3-4/8/2024), festival digelar di Gedung Sunan Pandanaran atau kompleks RSPD Klaten.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Rangkaian kegiatan diisi dengan pameran, fashion show, workshop, lomba rancang busana, hingga lomba fashion show anak. Selain itu, rangkaian kegiatan diisi dengan lomba line dance. KFF tahun ini menjadi penyelenggaraan tahun kedua.
Ketua Fadeska, Astrid Ediati, menjelaskan jika tahun sebelumnya mengusung identitas lokal, KFF tahun ini mengusung tema Heritage in Harmony. Tema itu diusung mengikuti tren mode 2024/2025.
“Tren mode 2024/2025 yakni resilient yang salah satu di dalamnya ada heritage. Sekarang informasi mudah didapat dan itu mengubah gaya hidup kita,” kata Astrid saat ditemui wartawan di sela kegiatan, Sabtu.
"Mengacu tren fashion itu, kami mengusung tema heritage agar keluhuran nilai-nilai filosofis budaya dan tradisi Indonesia tetap terjaga," jelasnya.
Astrid menjelaskan KFF tahun ini tetap menonjolkan kain tenun lurik pada karya para desainer. Hanya, para desainer ditantang untuk menghasilkan karya yang mengolaborasikan kain tenun lurik khas Klaten dengan aneka wastra nusantara seperti batik, tenun ikat, dan songket.
“Para desainer bisa berkreasi memadukan lurik dengan wastra lain agar bisa mengeksplorasi,” jelas Astrid. KFF tahun ini melibatkan 35 desainer. Selain dari desainer Fadeska, mereka berasal dari perguruan tinggi hingga SMK.
Sementara itu, ada 10 peserta lomba rancang busana pada rangkaian kegiatan tersebut. Sebelumnya ada 66 peserta, setelah proses seleksi terpilih 10 finalis yang mengikuti penjurian selama dua hari KFF.
Tak hanya dari Klaten, peserta lomba dari berbagai daerah di Indonesia. Ada yang dari Magelang, Sukoharjo, Sragen, Gresik, Pekalongan, Jambi, hingga Riau.
Astrid berharap KFF bisa semakin memopulerkan kain tenun lurik Klaten. “KFF pertama dampaknya luar biasa terutama bagi kami para desainer lebih dikenal masyarakat luas. Ternyata banyak desainer di Klaten dan memunculkan model baru,” jelas Astrid.
Lomba Rancang Busana
Salah satu peserta lomba rancang busana, Ninik Riyana, menjelaskan dia membikin lima desain kebaya. Sesuai tema, Ninik mengolaborasikan kain tenun lurik dengan batik.“Untuk batik truntung saya ambil dari Bayat. Sementara lurik dari Cawas. Kegiatan ini bagus untuk para desainer dan para penjahit muda berkreasi, bisa menuangkan ide mereka biar dunia fashion Klaten semakin maju,” kata desainer asal Kecamatan Jogonalan itu.
Kepala Disbudporapar Klaten, Sri Nugroho, mengatakan kain lurik tetap menjadi bahan baku dan motif utama mode yang dirancang para desainer di ajang KFF 2024.
"Ajang ini bermaksud untuk menyelaraskan warisan budaya Indonesia sebagai identitas daerah di era produk- produk modern. Kegiatan ini merupakan wujud kolaborasi antara seni, kreativitas dan potensi ekonomi lokal," kata Nugroho.
Nugroho menjelaskan berbagai ajang yang menampilkan lurik untuk semakin mengenalkan wastra khas Kabupaten Bersinar itu dikenal secara nasional bahkan internasional.
"Alhamdulillah di 2023, kain lurik sebagai produk asli Klaten mendapatkan penghargaan pesona Indonesia yang diterima di Ambon tahun 2023," kata Nugroho.
Sekretaris Daerah (Sekda) Klaten, Jajang Prihono, berharap ajang itu menjadi wadah para desainer untuk menuangkan ide mereka. Dia juga berharap ajang itu semakin mempopulerkan kain tenun lurik ke level yang lebih tinggi.
Dari berbagai ajang penyelenggaraan yang menampilkan kain lurik, Jajang menjelaskan sudah memberikan dampak besar pada pengembangan wastra asli Klaten.
"Tentu dengan event-event seperti ini pasti memberi dampak, terutama untuk rekan-rekan UMKM di bidang kain lurik. Sekali lagi harapan kami biar kain lurik tidak hanya terpatri hanya digunakan untuk seragam ASN, atau kegiatan formal, tapi bisa menjadi produk-produk yang lain, yang itu nilai-nilai ekonominya akan lebih tinggi," ungkap dia.