Esposin, BOYOLALI -- Jalan raya Mangu-Nogosari rusak parah. Warga sekitar Nogosari juga mengeluhkan aktivitas truk pengangkut material tanah dari lokasi galian C di daerah Tegal Giri menuju lokasi proyek pembangunan jalan tol di wilayah Sawahan, Ngemplak, Boyolali.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Dari pantauan Esposin, kondisi jalan yang mengalami kerusakan cukup parah adalah dari Watu Tebok, Bulu, Tegal Giri hingga Pilangsari. Selain kontur tanah yang tidak rata, kondisi jalan juga banyak berlubang. Bahkan, batu-batu berukuran besar banyak tergeletak di tengah jalan. Padahal, lalu lintas jalan tersebut terbilang cukup ramai.
Warga di sekitar lokasi jalan rusak, mengaku pasrah hingga program nasional pembangunan jalan tol di sekitar Sawahan, Ngemplak, itu selesai. Salah satu warga Pilangsari, Potronayan, Munawar, menyampaikan kondisi tanah yang labil ditambah ratusan hingga ribuan truk pembawa material sering melintas di sepanjang jalan tersebut, semakin memperparah kondisi jalan. Sementara, pelaksana proyek seolah-olah tidak peduli dengan dampak tersebut.
"Kerusakan jalan itu hampir di sepanjang Jl. Mangu - Nogosari. Tapi paling parah ada di daerah Pilangsari," kata Munawar, saat ditemui Esposin, pekan lalu.
Kerusakan itu membuat pengguna dan warga di sekitar lokasi kurang nyaman. Terlebih sopir kendaraan truk sering ugan-ugalan. Menurutnya, jalan tersebut sudah lama tidak mendapat perbaikan dari pihak terkait. "Kalau mau diperbaiki sekarang ya mau bagaimana, kalau masih sering dilintaasai truk ya nanti rusak lagi."
Salah seorang pengguna jalan warga Pilangsari, Yoso Suwarno, mengatakan setiap hari pihaknya harus pulang-pergi dari Pilangsari ke Solo untuk mengendarai bus pabrik tekstil. "Sehari biasa tiga kali melewati jalan ini, membawa para pekerja berangkat ke Solo. Ya harus sabar dulu. Jalan rusak begini harus ekstra hati-hati."
Pihaknya berharap ada perhatian dari pemerintah atau bahkan pelaksana proyek jalan tol di Sawahan agar memperhatikan lingkungan sekitar, terutama jalan-jalan yang rusak akibat dilintasi truk material.
Kepala Desa Potronayan, Sugeng, membenarkan bahwa kerusakan jalan di Mangu-Nogosari terjadi sejak adanya proyek jalan tol. Sejak saat itu, ratusan truk selalu melintas membawa tanah dari lokasi galian menuju lokasi proyek. Selain truk, jalan itu juga cukup padat kendaraan pribadi yang ingin mencari jalur alternatif. Sementara, perbaikan jalan Mangu-Nogosari itu terakhir dilakukan pada tahun 2008.
Pihaknya mengklaim semua warga di sekitar jalan Mangu-Nogosari itu memahami adanya aktivitas truk tersebut. "Tahu kalau untuk jalan tol dan itu program nasional. Ya kami berharap setelah tol selesai kondisi jalan kami giliran diperbaiki," kata Sugeng.