Esposin, BOYOLALI — Kendati bangunan Kridanggo dan eks Gedung Telkom Boyolali di Jl. Pandanaran belum dihancurkan, Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM (DPU dan ESDM) Boyolali mulai melelangkan proyek penataan simpang lima.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Kepala DPU dan ESDM Boyolali, M. Qodri, menyampaikan berkas lelang proyek penataan jalan simpang lima langsung disampaikan kepada Unit Layanan Pengadaan (ULP) setelah DPRD menyampaikan persetujuan untuk pelepasan dua aset yakni Gedung Investasi dan Kantor Perpustakaan Daerah (Perpusda).
“Ya, sudah kami sampaikan ke ULP sekitar dua hari lalu. Kemungkinan sudah siap ditayangkan di website LPSE [Layanan Pengadaan Secara Elektronik]. Masalah laku atau tidak laku ya itu nanti,” kata Qodri, kepada Esposin, Kamis (18/6/2015).
Ditanya mengenai bangunan yang bakal terkena proyek tetapi belum hancur hingga saat ini, Qodri menyampaikan proses itu bisa dilakukan sambil menunggu proses lelang selesai.
DPU akan mengawali pembangunan jalan simpang lima dari sisi timur, yakni di seputaran Kridanggo dan eks Gedung Telkom Boyolali.
“Ya nanti dari timur dulu. Kami lelang, nanti lelang selesai kemungkinan sudah bisa dihancurkan, maunya seperti itu.” DPU berharap proses lelang proyek simpang lima tidak membutuhkan waktu lama, paling tidak awal Juli Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali sudah teken kontrak dengan pemenang tender.
Seperti diketahui, Pemkab Boyolali tahun ini mengalokasikan anggaran Rp9,9 miliar untuk proyek penataan jalan simpang lima. Simpang lima akan dibuat mengitari gedung Bank Jateng. Jalan yang terkena proyek simpang lima akan diperlebar. Jalan nasional dari arah Semarang sampai batas jalan depan Kantor Pengadilan Agama (PA) Boyolali akan diperlebar menjadi 14 meter. Jl. Merbabu, Jl. Merapi, dan Jl. Pemuda, juga akan diperlebar dari saat ini yang hanya 7 meter-8 meter menjadi 12 meter.
Bupati Boyolali, Seno Samodro, menyampaikan seharusnya seluruh aset gedung yang akan terkena proyek dirobohkan dulu sebelum akhirnya proyek jalan itu dilelangkan. “Ya memang seharusnya seperti itu. Tapi bisa simultan dan praktiknya akan kami lelang dulu, toh semua pihak khususnya Bank Jateng sudah welcome dengan proyek ini,” kata Seno.
Dia menargetkan 2 Juli sudah keluar surat perintah kerja (SPK). “Kalau proyek itu dikerjakan kontraktor besar, saya yakin empat bulan selesai.”
Direktur Bank Jateng Boyolali, Irianto Harkosaputro, menyampaikan dalam waktu dekat Bank Jateng akan mengajukan izin pindah kantor atau izin operasional di kantor yang baru [Gedung Investasi] kepada Otoritas Jasa Keuangan [OJK].