WONOGIRI -- Maraknya informasi tentang dugaan jaringan pekerja seks komersial (PSK) yang berkembang di sekitar Baturetno, membuat sejumlah stake holder tergugah melakukan tindakan preventif dengan pembinaan dan sosialisasi dengan mendatangkan lembaga pengabdian hukum (LPH) YAPHI Solo di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pendidikan Baturetno, Kamis (13/12/2012).
Camat Baturetno, Teguh Setiyono, mengatakan tujuan sosialisasi itu untuk mengantisipasi tindakan asusila yang marak terjadi di Baturetno. Dia menambahkan dugaan itu memang marak diperbincangkan di Baturetno akhir-akhir ini. Menurutnya, langkah utama mengatasi masalah tersebut dengan memutus jaringan itu.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
“Tidak cukup kami dan pihak berwajib yang dilibatkan, namun semua pihak harus bekerja sama mengatasi masalah tersebut. Jaringan ini bagaikan kentut yang sangat bau dan tidak sedap namun asalnya sendiri sulit dilacak,” jelasnya saat ditemui Esposin di Wonogiri, Jumat (14/12/2012).
Dia menjelaskan acara itu diikuti dari berbagai kalangan khusunya stakeholders yang sebelumnya juga diberikan sosialisasi.
“Pemilik warnet, hotel, kos, dan stakeholders lainnya siap membantu kami mengatasi dugaan jaringan tersebut,” jelasnya.
Sekeretaris Kecamatan (Sekcam) Baturetno, Joko, mengatakan (LPH) YAPHI sebelumya direncanakan untuk sosialisasi penanganan kekerasan remaja dan tindak asusila, namun informasi itu semakin meluas maka YAPHI juga memberikan masukan penanganan dugaan jaringan itu.
Joko mengatakan kegiatan itu diikuti 160 orang dari perwakilan pelajar sekolah, petugas dinas gabungan kecamatan, guru bimbingan konseling (BK), tokoh masyarakat dan pihak berwajib.